JADI NARASUMBER : Sejumlah narasumber mengisi acara Prime Topic di Hotel Noormans, Kota Semarang, Rabu (22/7/2020).(Foto: Priskilla Tyas)
SEMARANG – Pemerintah bertanggung jawab untuk mempertahankan keberadaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19. Segala daya upaya harus didorong terlebih kucuran anggaran untuk membantu usaha mikro kecil supaya menjadi survive.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng Sri Marnyuni menyebutkan sekarang ini tidak sedikit usaha kecil sulit untuk berkembang. Mulai dari permodalan, bahan baku, penjualan/pemasaran semua terganggu oleh pandemi korona. Terlebih setiap usaha kecil juga memiliki tenaga kerja, sehingga dengan kondisi sekarang ini memaksa usaha kecil untuk merumahkan mereka.
“Berbeda dengan krisis moneter 1998. Justru saat ini usaha kecil mikro yang mampuy bertahan. Sekarang ini semua terdampak. Pemerintah harus hadir di tegah mereka agar tidak gulung tikar,” ucapnya saat menjadi pembicara dalam Prime Topic “Menopang Daya Tahan UMKM” di Hotel Noorman, Semarang, Rabu (22/7/2020).

Penegasan serupa dilontarkan Wakil Dekan Fakultas Ekonomika Bisnis Undip Dr Firmansyah. Sekarang ini untuk memasarkan sebuah produk saja sangat sulit. Otomatis dari sisi pendapatan tidak ada, termasuk untuk mendapatkan bahan baku.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng Ema Rachmawati menyebutkan sampai sekarang tercatat ada 26.568 usaha kecil yang terdampak Covid-10. Dengan perincian jenis usaha makanan dan mimunam ada 19.175 usaha, pakaian 2.091 usaha, kerajanan tangan (1.059), perdagangan (1.802), jasa (1.066), dan pertanian-peternakan (983).
“Bahkan mereka mulai menjual aset karena rata-rata omzet turun 46%,” jelasnya.
Bagaimana upaya pemerintah? Ema menyatakan, sokongan anggaran mutlak dilakukan. Dorongan supaya bank-bank milik BUMD memudahkan pengucuran kredit usaha kecil. Selain itu pula dorongan agar pemasaran/penjualan melallui layanan e-commerse.
“Melihat geliat penggunaan media sosial secara gencar maka penjualan lebih dimudahkan. Pemerintah terus menggalakkan penjualan melalui internet, selain bantuan-bantuan dari pemerintah.(tyas/priyanto)