PRODUK SLB. Komisi E DPRD Jateng saat melihat produk dari anak didik SLB di Kota Yogyakarta, Jumat (28/6/2019). (foto priskilla candra cahyaningtyas)
YOGYAKARTA – Komisi E DPRD Jateng berkunjung ke sekolah guru pendidikan luar biasa (SGPLB) di Kota Yogyakarta, Jumat (28/6/2019), dalam rangka mencari data dan informasi soal peningkatan mutu dan pendidikan SLB Negeri. Pada kesempatan itu, Wakil Ketua DPRD Jateng Ahmadi pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus membutuhkan level kecerdasan dan kesabaran seingga metode pengajarannya berbeda dari sekolah biasa.
“Dari tingkal level mengajar yang berbeda itulah membuat guru SLB dipandang luar biasa. Butuh kemampuan yang tinggi untuk memberikan manfaat bagi anak didik berkebutuhan khusus,” kata Politikus PKS itu.

(foto priskilla candra cahyaningtyas)
Sementara, Anggota Komisi E DPRD Jateng Endrianingsih mengatakan SLB Yogyakarta kini sudah baik dalam pelatihan dan kurikulumnya karena selama ini sangat membantu tumbuh kembang anak didik berkebutuhan khusus. Untuk sekolah penyelenggara pendidikan khusus tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa dan autis sekolah, kata dia, sekolah ini sudah memenuhi dari segi peralatan dan dirasa cukup lengkap.
“Untuk hasil karya anak didik seperti kayu, pakaian, jika sampai bisa di jual itu sangat bagus. Mereka mau belajar itu sudah sangat bagus dan guru yang sabar saat menanganinya akan membuahkan hasil anak didik yang luar biasa,” kata Legislator PDI Perjuangan itu.

(foto priskilla candra cahyaningtyas)
Menanggapi hal itu, Kepala SGPLB Yogyakarta Sri Muji Rahayu mengatakan saat ini pihaknya mendapatkan anggaran sebesar Rp 100 juta per bulan. Ia juga mengatakan, dengan keterbatasan dana tersebut, pihaknya bisa membuktikan bahwa anak didik di SLB sudah banyak yang menghasilkan produk.
“Perlu kebutuhan khusus bagi anak-anak untuk memanfaatkan indranya. Keterbatasan SDM itu membuat kami tidak bisa 100 persen dalam pelayanannya,” kata Sri. (tyas/ariel)