PENDAKWAH: Anggota DPRD Jateng Nurul Hiidayah saat mengisi dakwah pengajian di di Klesem Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Banjarnegara.(foto: evira)
BANJARNEGARA – Di tengah kesibukannya sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, dia juga dikenal sebagai seorang mubalighoh atau penceramah. Sosoknya yang mungil namun penuh wibawa ini selalu menyempatkan diri untuk tetap berkumpul dengan masyarakat Banjarnegara melalui pengajian-pengajian yang mengundangnya.
Lahir dan hidup di lingkungan NU, Nurul Hidayah aktif di berbagai pengajian Muslimat. Salah satunya dilakukan pada Minggu (4/12/2022), di Klesem Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Banjarnegara. Dia hadir bukan sebagai anggota DPRD namun sebagai penceramah.
Logat khas ngapak-nya begitu kental, bercanda dan bergurau dengan para jamaah pengajian Mushala Al Huda ini membuat dirinya tak ada sekat antara anggota dewan dengan masyarakat.
Demikian yang diikuti pada program Dialog Proaktif Anggota DPRD Jawa Tengah. Selain menjadi penceramah di pengajian rutin Ahad Wage ini, Nurul menyempatkan diri untuk mengecek secara langsung aspirasi aspal yang sudah dia berikan di jalan masuk Dukuh Klesem, Desa Gumelem Kulon ini. Pengaspalan sepanjang 400 m ini merupakan aspirasi yang dia perjuangkan untuk kesejahteraan masyarakat. , dengan harapan jalan yang semakin baik ini akan memperlancar akses jalan sehingga perekonomian yang ada juga akan semakin meningkat.
Menanggapi hal tersebut, Arif Mahbub selaku Kepala Desa Gumelem Kulon, mengucapkan terima kasih kepada Nurul Hidayah. “ Warga disini benar- benar menikmatinya, karena dulunya jal;an menuju kesini, sangat jelek, setelah diberikan aspirasi aspal oleh bunda Nurul, warga semakin mudah melewatinya,” ungkapnya.
Kedepannya dia juga berjanji akan mengupayakan penerangan jalan sehingga pada malam hari di Desa Gumelem Kulon ini tidak ada lagi daerah gelap.
Setelah melihat aspal , Nurul Hidayah juga mengunjungi Pengrajin Batik yang ada di Desa Gumelem Kulon. Batik dengan ciri khas Gumelem kulon ini merupakan Batik Tulis yang harganya lumayan murah.
Selain memiliki hasil batik yang bagus, desa Gumenem Kulon juga memiliki cagar budaya berupa masjid yang berdiri sejak 1599 M. Masjid dengan rangka atapnya dari kayu jati ini belum pernah direnovasi dari dulu.
“ kami kan tetap membantu jika nantinya masjid ini membutuhkan renovasi dengan tidak mengurangi bentuk aslinya, tentunya ini akan menjadi cagar budaya kebanggaan desa Gumelem dan bisa juga dijadikan sebagai Wisata Religi karena usia nya yang sudah sangat tua, sehingga nantinya desa Gumenem ini mampu menjadi desa wisata yang cukup menarik” pungkasnya.(evira/priiyanto)