BERI PAPARAN. Imam Teguh Purnomo memberikan paparan bersama Ketua Kelompok Koperasi Srikandi di Purworejo. (foto: soni dinata)
PURWOREJO – Sebagai salah satu daerah di Pesisir selatan Jawa Tengah, Purworejo kaya akan potensi alam. Bentang alam Purworejo pada sebelah utara masuk pada Kawasan Pegunungan Menoreh, sisi selatan berada di pesisir Samudera Indonesia. Pertanian, perkebunan, peternakan sampai pada perikanan, ada di Purworejo.

Namun demikian, kekayaan itu diungkapkan anggota DPRD Jateng Imam Teguh Purnomo, tidak serta merta turut menjadikan masyarakatnya sejahtera. Angka kemiskinan masih tergolong tinggi, bahkan data BPS untuk Purworejo masuk lima besar daerah dengan kemiskinan paling banyak.
Sebagai putera daerah, Imam menyebut ada hambatan yang menjadikan pola pengembangan Purworejo tidak maksimal. Pada “Dialog Proaktif Anggota DPRD Jateng”, Sabtu (27/8/2022), cara pandang warga yang perlu diubah. Selama ini Purworejo dicap sebagai kota pensiunan. Stigma ini secara tidak langsung menjadikan warga tidak bisa berkembang.
“Sebenarnya kalua kita melihat langsung, warga Purworejo adalah orang-orang yang tangguh, pekerja. Semangat ini yang harus dibangkitkan,” ucapnya.

Untuk membuktikan soal ketangguhan dan sifat suka bekerja warga Purworejo, Imam mengajak ke sebuah koperasi yang mewadahi para perempuan. Hebatnya lagi, hasil usahanya mampu menembus pasar ekspor di Eropa dan AS.
Nama kelompok itu Koperasi Srikandi. Berada di Desa Wonoroto, Kecamatan Purworejo, Imam memperkenalkan Sri Susilowati. Dari tangan Sri-lah, koperasi ini mampu berkembang pesat. Sekarang dengan produksi gula kristalnya bisa mampu ekspor ke sejumlah negara seperti Jepang, Irlandia, Rusia, Belanda, dan Australia.
Koperasi Srikandi menampung hasil derasan nira dari petani di Purworejo. Sampai sekarang jumlahnya sudah dua ribu orang. Tak hanya gula kristal, Sri dan kelompoknya mampu memproduksi minyal kelapa.
Tak hanya itu, Imam lantas mengajak ke pusat kulineran khas Purworejo. Meski di pesisir, makanan khasnya cukup banyak. Ada dawet Butuh yang terkenal manis, gurih dan segar, serta kudapan yang terbuat dari singkong. Belum ada satai daging kambing yang empuk ditambah kecap ramuan sendiri banyak ditemukan di Kecamatan Winong.

Tak hanya itu, Imam lantas mengajak ke pusat kulineran khas Purworejo. Meski di pesisir, makanan khasnya cukup banyak. Ada dawet Butuh yang terkenal manis, gurih dan segar, serta kudapan yang terbuat dari singkong. Belum ada satai daging kambing yang empuk ditambah kecap ramuan sendiri banyak ditemukan di Kecamatan Winong.
Imam berharap dengan adanya New Yogyakarta International Airport (NYIA) berlokasi di Kulonprogo berbatasan langsung dengan Purworejo bisa turut mendapatkan imbas positif baik secara perekonomian maupun infrastruktur. Purworejo tengah dibangun Bendungan Bener. Masuk pada Kawasan strategis nasional untuk pengembangan Borobudur. “Semoga saja Purworejo ke depan bisa berlari dan bukan lagi sebagai daerah yang dicap kota pension dan keluar dari lima besar daerah kemiskinan terbesar di Jateng,” pintanya.(ayuutami/priyanto)