NARASUMBER: Agung BM jadi narasumber dalam Dialog 4 Pilar.(foto: azam addin)
GEDUNG BERLIAN – Fungsi perbankan harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Demikian penegasan anggota Komisi C DPRD Jateng Agung Budi Margono saat menjadi narasumber dalam acara “Dialog 4 Pilar Kebangsaan: Perbankan untuk Keadilan Sosial bagi Seluruh Masyarakat”, Jumat (14/5/2022). Turut menjadi narasumber dari akademisi yakni Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Hadi Winoto dan Direktur Bisnis Dana Jasa dan UMKM Bank Jateng Irianto Harko Saputro.

Dengan kehadiran perbankan, lanjut Agung, sendi-sendi ekonomi khususnya di Jateng menjadi hidup. Karena itulah dia meminta kepada perbankan terutama badan usaha yang dimiliki Pemprov Jateng yakni Bank Jateng dan BPR-BKK harus benar-benar hadir ditengah masyarakat. Program-program seperti pemberian insentif bagi para pelaku UMKM, kemudahan pinjaman dengan bunga rendah lebih digencarkan.

Selain itu pula percepatan digitalisasi perbankan harus benar-benar sampai pada masyarakat. Era digitalisasi sekarang ini harus mampu ditangkap perbankan supaya kemudahan transaksi menjadi sebuah keniscayaan. Ia mencontohkan, saat mudik Lebaran 2022 ini, sejumlah provider mencatat ada kenaikan luar biasa dari traffic internet. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan ada kenaikan internet banking baik itu terutama transfer.
“Pada mudik kemarin ini, dengan jumlah pemudik mencapai 23,5 juta masuk ke Jateng. Berapa transaksi pada Bank Jateng. Apakah Bank Jateng atau bank-bank BUMD lain menangkap peluang tersebut. Mudik kemarin memberi pelajaran bahwa digitalisasi perbankan harus direalisasikan,” ucapnya.
Selanjutnya Hadi Winoto mengemukakan, dirinya berharap bank-bank yang menjadi BUMD Pemprov Jateng sudah semestinya percaya diri untuk melakukan penetrasi perbankan di Jateng. Akan ada timbal balik dari masyarakat supaya bersedia menginvestasikan uangnya di bank pelat merah itu. Hanya saja sekarang ini dia menangkap belum ada pola marketing yang kuat.

Sementara Irianto memaparkan, Bank Jateng tetap mampu menunjukkan pertumbuhan, kendati masih mengalami dampak pandemi virus Covid-19. Penyaluran kredit tumbuh 2,78% menjadi Rp 52,53 triliun, dan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik 10,80% menjadi Rp 65,35 Triliun. Total aset Bank Jateng juga meningkat 9,76% menjadi Rp 80,17 Triliun.
Mengenai penyaluran kredit, terhadap DPK atau LDR (loan to deposit ratio) meningkat dari 71,53% pada akhir Desember 2020 menjadi 80,38%, yang menunjukkan semakin meningkatnya fungsi intermediasi oleh Bank Jateng untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui penyaluran kredit.
Dalam pemulihan ekonomi nasional, Bank Jateng kata Irianto aktif berperan dalam mendorong kegiatan usaha produktif, terutama bagi pelaku UMKM. Untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang 2021 tersalurkan Rp 4,51 triliun. “Digitalisasi perbankan menjadi sebuah keharusan. Kami sependapat supaya perbankan hadir di tengah masyarakat maka harus mempermudah segala pelayanan,” ucapnya.(ayutami/priyanto)