SOAL KINERJA. Komisi C DPRD Provinsi Jateng berdiskusi dengan jajaran manajemen Bank Jateng Cabang Solo, Kamis (27/2/2025), membahas soal kinerja keuangan. (foto men tari)
SURAKARTA – Dalam rangka monitoring perkembangan dan pengelolaan BUMD bidang keuangan/ perbankan, Komisi C DPRD Provinsi Jateng kembali menyambangi Kantor Bank Jateng Cabang Surakarta dan Cabang Karanganyar. Saat berdiskusi, Wakil Ketua Komisi C Dedy Endriyatno menyoroti soal penyertaan modal.
“Pemerintah Provinsi melakukan penyertakan modal untuk Bank Jateng. Ini bagaimana perkembangannya,” tanya Dedy kepada jajaran manajemen Bank Jateng Cabang Surakarta, Kamis (27/2/2025).
Sementara, Anggota Komisi C Budiyono menyoroti mengenai kebijakan pemerintah pusat soal efisiensi. Dikatakan, sikap Bank Jateng menghadapi kebijakan tersebut seperti apa.
“Bagaimana kalau nanti ada efisiensi kita tidak bisa memberikan modal yang sama seperti sebelumnya. Tantangan jangan dijadikan hambatan, semoga Bank Jateng nanti bisa menghadapi ini semua,” terang Budiyono.

Pembahasan serupa juga dilakukan Komisi C saar bertandang ke Kantor Bank Jateng Cabang Karanganyar, Jumat (28/2/2025). Disana, Anggota Komisi C Abang Baginda Muhammad Mahfuz Hasibuan menilai ada yang belum sesuai dengan aturan pemerintah dalam hal kepemilikan Bank Jateng.
“Kalau dilihat saham Pemprov Jateng sekarang adalah 50,04 persen. (Menurut saya) ini saja sudah tidak sesuai dan menyalahi aturan sesuai dengan PP Nomor 44 Tahun 2005 dan PP Nomor 23 Tahun 2022 sebagai perubahannya, Ini harus disesuaikan dulu. Mau ada efisiensi atau apa, ini harus disesuaikan dulu. Selain itu, apakah manajemen di Bank Jateng sudah sesuai dengan apa yang kita harapkan agar mindset kita terkait dengan bagaimana membesarkan Bank Jateng itu sama dan gak hanya mimpi,” tegas Baginda.
Dari sorotan Komisi C diatas, Irianto Harko Saputro selaku Plt. Direktur Utama Bank Jateng menjelaskan kinerja keuangan Bank Jateng Cabang Surakarta dan Cabang Karanganyar pada 2024 masih baik. Bahkan, kata dia, kinerja keuangannya masih terjaga dan bertumbuh secara positif.
“Bank Jateng Cabang Surakarta dan Cabang Karanganyar itu termasuk terbesar diantara 27 BPD se-Indonesia. Saya mengapresiasi Komisi C yang sudah mendukung Bank Jateng setoran modal pada 2024 sebesar Rp 2,20 triliun. Terima kasih Komisi C yang sudah banyak membantu kami untuk terus tumbuh menjadi lebih baik. Untuk ke depannya, strategi permodalan Bank Jateng semoga terus tumbuh berkelanjutan, semakin kompetitif, dan berkontributif untuk Jawa Tengah,” harap Irianto.
Sementara, menurut Jarot Mulyawan selaku Kasubbag BUMD Bidang Keuangan Biro Perekonomian Setda Provinsi Jateng menjelaskan selama ini Bank Jateng sudah memberi banyak kontribusi PAD.
Tercatat, penyertaan modal pemprov kepada Bank Jateng pada 2024 sebesar Rp 2,20 triliun dengan deviden Rp 550,24 miliar. Pada 2025, dengan nominal modal yang sama, rencana deviden sebesar Rp 560,14 miliar.
“Penyertaan modal untuk Bank Jateng diambil dari APBD untuk mendukung rencana pengembangan bisnis Bank Jateng ke depan. Soal kepemilikan, Pemerintah Provinsi sebagai pemegang saham pengendali (PSP) Bank Jateng paling sedikit 51 persen (sesuai aturan berlaku),” terang Jarot. (bintari/ariel)