FOTO BERSAMA: Komisi B berfoto bersama di salah satu sudut ruangan Museum HM Soeharto berada di Desa Kemusuk, Argomulyo Sedayu, Bantul, Yogyakarta.(foto bintari setiawati)
YOGYAKARTA – Kekaguman tergambar saat rombongan Komisi B DPRD Jawa Tengah melihat Museum HM. Soeharto di Desa Kemusuk, Argomulyo Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Rabu (28/12/2022). Museum tersebut dibangun atas prakarsa alm H Probosutedjo (salah satu adik HM Soeharto), diresmikan pada 8 Juni 2013.

Wakil Ketua Komisi B Sri Marnyuni menaruh rasa kagum dan bangga dengan dibangunnya museum itu. Dalam museum itu banyak koleksi, foto, maupun maupun diorama dari sosok yang pernah memimpin Indonesia selama 37 tahun itu.
“Museum ini termasih salah satu tempat edukasi bagi anak-anak supaya turut mengenak Presiden ke-2 RI. Bapak Soeharto dulu disebut sebagai Bapak Pembangunan. Tentu dengan melihat museum ini dapat mengaspirasi para generasi muda,” ucapnya.
Karena itulah, kunjungan Komisi B ke Museum HM Soeharto, lanjut Marnyuni, bereratkaitan dengan studi banding mengenai pengelolaan museum dari tokoh-tokoh bangsa. Dengan adanya Museum HM. Soeharto diharapkan bisa menjadi media pengenalan dan pembelajaran untuk mengenal Bapak Pembangunan RI secara mendalam.

Kepala Museum HM Soeharto, Gatot Nugroho menjelaskan museum tersebut terdiri atas sejumlah bangunan seperti joglo, rumah Notosudiro, rumah Atmosudiro dan petilasan tempat Soeharto dilahirkan. Gedung Atmosudiro, berada di sisi barat joglo. Nama Atmosudiro sendiri ditabalkan dari nama eyangnya.
“Dalam bangunan ini pengunjung akan disuguhi rangkaian visualisasi tonggak-tonggak penting perjalanan hidup Pak Harto. Dirancang dengan teknologi multimedia serta tata ruang artistik, sehingga seperti berjalan melintasi lorong waktu. Dan untuk selasar ruang karya berbentuk gulungan (rol) film berhiaskan sejumlah visualisasi singkat tentang Pak Harto, serta sebuah multimedia denganlayar sentuh yang menyajikan informasi lengkap seputar museum beserta koleksinya,” Ucap Gatot.
Lanjutnya, museum adalah rumah belajar. Di tempat ini pengunjung dapat mengapresi sejarah perjalanan hidup, kiprah dan prestasi Presiden Republik Indonesia yang kedua ini sejak masa kecil hingga akhir hayatnya, serta yang terpenting bisa memberikan wawasan bangsa.(dyana/priyanto)