BUDIDAYA IKAN. Komisi B DPRD Provinsi Jateng saat meninjau budidaya lobster dan ikan air tawar di Kota Surabaya, Selasa (25/2/2020). (foto setyo herlambang)
SURABAYA – Pengembangan budidaya lobster air tawar dan ikan air tawar lokal menjadi perhatian pemerintah provinsi. Terutama, daerah dengan kondisi cuaca yang cocok menjadi lahan pembibitan dan pengembangan ikan air tawar.
Karena, selain meningkatkan pendapatan daerah, dapat juga memberdayakan ekonomi masyarakat dalam pengolahan ikan. Demikian disampaikan Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jateng Sumanto, saat berdiskusi dengan jajaran Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jatim di Ruang Pertemuan Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim di Kota Surabaya, Selasa (25/2/2020).

“Pengembangan budidaya ikan air tawar adalah salah satu cara untuk meningkatan perekonomian masyarakat dan daerah yang nantinya akan sangat didukung oleh pemerintah. Potensi udang dan ikan air tawar di Provinsi Jateng sendiri sebenarnya punya daya saing lebih, jika progam pengembangan ini berhasil tentu saja bisa merambah ekspor ke luar negeri. Legislatif bersama Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jateng akan menyusun apa saja yang diperlukan untuk pembudidayaan ikan air tawar secara terpadu. Hal itu diharapkan dapat menggandeng kelompok atau komunitas peternak ikan air tawar sebagai garis depan produksi yang profesional,” jelas Politikus PDI Perjuangan itu.
Menanggapi hal itu, Kabid Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jatim Hari Pratono memaparkan progam pengembangan budidaya ikan air tawar tersebut dilakukan secara bertahap dengan menggandeng beberapa komunitas dan peneliti dari perguruan tinggi. Hal itu didukung dengan 12 fasilitas sarana dan prasarana yang tersebar di beberapa kabupaten/ kota. Untuk anggarannya, progam pengembangan budidaya lobster dan ikan air tawar diambil dari APBD dari pos dana hibah.
“Progam pengembangan budidaya lobster dan ikan air tawar dalam lima tahun belakang ini bekerjasama dengan komunitas dan pengerjaannya juga mendapat pengawasan dari dinas dan peneliti. Ada 12 fasilitas pendukung, dua UPT di Kabupuaten Pasuruan yang juga punya fungsi uji laborat, dan 10 instalasi budidaya ikan air tawar yang memfokuskan pada salah satu jenis ikan. Total produksi pada 2019 adalah 640.819 ton dari berbagai jenis dengan varietas unggulan ikan lele dan rumput laut,” papar Hari. (setyo/ariel)