JADI NARASUMBER : Anggota Komisi B Kadarwati menjadi narasumber dalam dialog televisi Aspirasi Jateng: Pemberdayaan Perempuan di Masa Pandemi” di TATV Surakarta. (foto cahya dwi prabowo)
SURAKARTA – Peran perempuan saat pandemi Covid-19 mempunyai tugas yang sangat berat. Diakui atau tidak, peran itu banyak diamini oleh semua ibu. Penegasan tersebut disampaikan Kepala Bidang Kualitas Hidup dan Pemberdayaan Perempuan DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah Sri Dewi Indrajati saat menjadi narasumber dialog televisi “Aspirasi Jateng : Pemberdayaan Perempuan di Masa Pandemi Covid-19” di Stasiun TATV Surakarta, Selasa (8/2/2022).
“Kondisi perempuan saat pandemi cukup berat. Ada tugas yang kesemuanya menjadi tugas perempuan terutama ibu. Pertama memastikan semua keluarga sehat. Ini bukan perkara mudah, mengingat perempuan harus terlebih dulu sehat. Kedua memastikan anak-anak bisa sekolah. Sering ada ungkapakan stres harus mengajarkan anak. Ketiga memastikan ekonomi kuat. Bagaimana tidak pandemi memaksa perempuan harus keluar rumah,” ucapnya.

Anggota Komisi B DPRD Jateng Kadarwati turut mengamini perempuan harus bisa berdaya. Berdaya itu menurutnya supaya ada kemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya. Tujuannya supaya perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri. Pemberdayaan perempuan merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan tidak akan terlepas dari pemberdayaan masyarakat.

Sementara dari sudut pandang aktivis dilontarkan Ketua Yayasan Kakak Surakarta, Shoim Sariyati, perempuan harus melek pengetahuan supaya tidak menjadi korban kekerasan maupun pelecehan seksual. Dari laporan serta pendampingan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kasus terjadi karena minimnya pengetahuan.
“Sekarang muncul pelecehan seksual melalui media online. Maka perempuan harus memiliki pengetahun supaya tidak mudah jadi korban,” ucapnya.
Kadarwati sepakat memberdayakan perempuan menjadi kewajiban dan perempuan berdaya pun menjadi keharusan seiring perkembangan zaman dan pengetahuan.(ayuutami/priyanto)