SOAL IMUNISASI. Komisi E DPRD Provinsi Jateng, Selasa (2/4/2024), mendatangi Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman terkait pelaksanaan imunisasi dalam upaya pencegahan penyakit menular. (foto dwi nugraheni)
SLEMAN – Komisi E DPRD Provinsi Jateng, Selasa (2/4/2024), mendatangi Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Kunjungan itu dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi terkait pelaksanaan imunisasi dalam upaya pencegahan penyakit menular.
Dipimpin Ketua Komisi E Abdul Hamid beserta staf dari Dinas Kesehatan Jateng, mereka diterima oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis Atika Nurhesti. Pada kesempatan itu, Abdul Hamid menegaskan pihaknya ingin mengetahui program dari Pemkab Sleman dalam upaya pengendalian penyakit menular serta pencegahannya.
Sebagai daerah di ujung utara Provinsi DI. Yogyakarta yang berbatasan dengan Jateng, tentu banyak permasalahan yang muncul. Dirinya meyakini Pemkab Sleman memiliki upaya-upaya pengandalian sekaligus pencegahannya.

“Bagaimana penyakit-penyakit yang sifatnya menular bisa di tanggulangi di daerah yang terdampak dan jangan sampai jebol ke daerah-daerah lain,” tanya Hamid.
Menanggapi itu, Atika menjelaskan, mengenai imunisasi polio yang digelar secara serentak sampai sekarang ini angka sasarannya sudah lebih dari 90%. Diakuinya, pencapaian angka sasaran imunisasi tersebut tidak lepas dari kesadaran warga yang tinggi untuk mengimunisasikan anak. Bahkan warga desa yang ada di lereng Gunung Merapi pun dengan bersusah payah mendatangi tempat posyandu.
“Kasus polio itu sebenarnya terbilang laten. Penyakit tersebut sebenarnya sudah dinyatakan tidak ada atau punah tetapi setelah diselidiki ternyata ada. Polio atau poliomyelitis merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus dengani menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Polio tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan, namun dapat dicegah dengan imunisasi,” jelas Atika.

Sementara, Anggota Komisi E Messy Widiastuti menanyakan keberadaan posyandu. Tempat tersebut dinilai menjadi tumpuan kegiatan imunisasi.
Atika menjelaskan DI. Yogyakarta sejak 2006 dan 2007 sudah mulai memiliki pelayanan askes dan penjadwalan lebih maksimal difokuskan mendata anak-anak. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman ini, lanjut dia, mempunyai banyak posyandu di semua pedukuhan. Seperti daerah Prambanan itu di daerah gunung dan susah dijangkau tetapi, tetap diberdayakan posyandu. (diana/priyanto)