PEMANTAUAN MERAPI : Komisi E melihat kamera hasil pemantauan puncak Gunung Merapi di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta.(foto: teguh prasetyo)
YOGYAKARTA – Komisi E DPRD Jateng berkunjung ke Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta, Kamis (9/1/2025). Dalam kesempatan tersebut Komisi E didampingi oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah Bergas Catursasi Penanggungan.

Dalam sambutannya, Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menyampaikan, berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 34 Tahun 2021 merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan badan Geologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Mempunyai tugas melaksanakan mitigasi bencana Gunung Merapi, pengembangan metode, teknologi dan instrumentasi, dan pengelolaan laboratorium kebencanaan geologi.
Strategi dalam mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi dilakukan dengan cara memperkuat jaringan pemantauan. Kemudian deteksi dini peningkatan aktifitas, penilaian bahaya yang akurat dan cepat. Selanjutnya kecepatan penyampaian peringatan dini dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.
“Mengenai kondisi Merapi sendiri dalam status siaga. Erupsi dimulai pada tanggal 4 Januari 2021. Telah terjadi 11 kali kejadian rentetan awan panas. Jumlah total kejadian awan panas guguran sebayak 686 kali dan guguran lava 168.975 kali,” jelasnya.

Sesuai acara dalam wawancaranya, Ketua Komisi E DPRD Jateng Messy Widiastuti menyampaikan pihaknya berkunjung ke BPPTKG disarankan oleh BPBD berkunjung untuk mengetahui kondisi terkini Gunung Merapi.
“Setelah berkunjung kembali ke sini, ternyata sekarang sudah banyak perkembangan. Sudah ada pantauan real time kondisi Merapi juga,” ungkap Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu.
Dia menambahkan, letusan Gunung Merapi sebenarnya ada sisi positif dan negatifnya. Karena setelah meletus, ada material-material yang membuat tanah menjadi subur. Selain itu, pasir Merapi juga menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat.
“Tetapi juga ada bahaya turun lahar ke bawah sangat berbahaya, jadi harus kita kontrol dengan baik. Jadi Gunung Merapi bisa menjadi bencana juga berkah untuk masyarakat,” jelasnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Windarto menyampaikan, Merapi merupakan berkah kepada kita. Masyarakat bisa mendapatkan tanah yang subur sehingga masyarakat bisa bertani. Selain itu, masyarakat bisa banyak berkegiatan, apalagi sekarang ada banyak tempat obyek wisata di Gunung Merapi. Sehingga banyak potensi bagi masyarakat yang ada di sekitar gunung bisa meningkat. Sehingga kita juga bisa mendorong masyarakat bisa mandiri di sana. Tetapi Gunung Merapi juga ada bahaya di situ. Manusia bersama alam harus saling memahami saling menjaga.
“Pak Bergas (Bergas Catursasi Penanggungan-Kepala BPBD Jateng) sudah menjelaskan, kalau di lereng Gunung Merapi di sisi Jawa Tengah yakni di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten memungkinkan terdampak apabila terjadi erupsi Merapi. Sehingga kita harus banyak tahu, kita harus care. Sebelum kita melakukan banyak kegiatan di beberapa kabupaten tadi,” ungkap anggota Fraksi Gerinda DPRD Jateng tersebut.

Dia menambahkan, dalam pertemuan tadi pihaknya telah mendapatkan banyak keterangan mengenai status terkini Gunung Merapi. Treatment apa yang harus dilakukan saat terjadinya erupsi, serta aapa yang harus di sampaikan kepada masyarakat.
“Seperti yang tadi ada di Boyolali, ada satu desa dimana jembatan di jalur evakuasi terlalu kecil. Sehingga kita juga akan menyampaikannya kepada teman-teman Komisi D agar bisa menjadi aspirasi pada PU PR sehingga bisa dibesarkan. Sehingga ketika ada evakuasi bisa berjalan lancar,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi E DPRD Jateng Padmasari Mestikajati menyampaikan, banyak input yang didapatkan di BPPTKG. Bahwa di sini alatnya sudah canggih, tadi juga diperlihatkan ada pengawasan secara real time.
“Tadi yang agak disayangkan adalah ini baru satu-satunya di Indonesia. Kami berharap tempat seperti ini lebih banyak karena kan gunung berapi kan tidak hanya Gunung Merapi saja tapi kaya di Jawa Tengah saja sudah ada beberapa titik gunung yang mungkin teman-teman juga siaga,” ungkapnya.(teguh/priyanto)








