KOLEKSI WAYANG: Komisi B melihat koleksi wayang di Museum Wayang Kekayon di Banguntapan, Bantul.(foto: setyo herlambang)
YOGYAKARTA – Decak kagum tergambar saat rombongan Komisi B DPRD Jawa Tengah melihat koleksi wayang klasik milik almarhum Prof. DR. dr. KPH. Soejono Prawirohadikusumo yang tersimpan rapi di Museum Wayang Kekayon, Yogyakarta, Selasa (14/12/2022). Musem yang berada di Kapanewon Banguntapan, Bantul itu merupakan koleksi almarhum Prof Soejono, Guru Besar Emeritus Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengumpulkan wayang dari belahan nusantara.

Wakil Ketua Komisi B Sri Marnyuni menaruh bangga dengan pencapaian Prof Soejono yang mampu mengumpulkan berbagai macam wayang. Baginya, perlu ada “Soejono Soejono” lagi supaya nilai warisan luhur kesenian masih tetap terjaga eksistensinya. Terlebih banyak generasi muda saat ini secara perlahan mulai kembali menggeluti budaya kesenian wayang kulit dengan kreasi tersendiri. Upaya tersebut perlu didorong oleh pemerintah supaya makin banyak masyarakat tertarik.
“Wayang kulit, sudah menjadi bagian ciri khas kebudayaan masyarakat Jawa yang setiap daerah mempunyai keunikannya masing-masing. Banyak nilai dan pesan moral dalam setiap pertunjukan wayang kulit, terlebih kesenian ini belakangan banyak mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat baik generasi tua dan muda perlahan ikut mempopulerkan kembali kesenian ini. Adanya museum wayang, diharapkan dengan pengelolaan baik bisa menjadi media pengenalan dan pembelajaran untuk mengenal wayang secara dalam,” jelas dia.

Kepala Museum Wayang Kekayon, Doni Suryanegara menjelaskan koleksi wayang sekarang ini hampir 60 ribu jenis. Terdiri atas berbagai jenis dari seluruh wilayah di Indonesia. Sebagai informasi, Museum Kekayon menjadi rujukan bagi para dalang yang mulai menggeluti dunia wayang dan dibuat paket pembelajaran. Termasuk diantaranya para calon dalang cilik hampir setiap bulan datang untuk mengenal lebih dalam sejarah wayang dari awal tercipta sampai sekarang.
“Museum yang didirikan sejak 1991 lalu berjalan selama 30 tahun, sudah berhasil mengumpulkan koleksi 60 ribu wayang dari Provinsi Aceh sampai Indonesia timur tersimpan di 34 kotak khusus. Namun, saat ini kotak-kotak tersebut tersimpan di Pura Paku Alam. Museum Pekayon hanya menyimpan 15 % persen dari jumlah koleksi yang dimiliki. Selain sebagai museum, tempat ini juga menjadi ruang belajar bagi masyarakat yang ingin belajar mulai dari sejarah wayang hingga bagaimana cara menjadi dalang pemula,” terangnya.(tyo/priyanto)








