SOAL PEMILU. Mohammad Saleh berdiskusi dalam acara ‘Dialog Parlemen’ di Lantai 4 Gedung Berlian, Kota Semarang, Kamis (28/3/2024), membahas soal pemilu. (foto ariel noviandri)
GEDUNG BERLIAN – Dalam Pemilu 2024, tingkat partisipasi masyarakat mengalami peningkatan yakni sekitar 80%. Kondisi itu tidak terlepas dari tingginya kontribusi kaum muda berpartisipasi dalam pesta demokrasi tersebut.
Demikian diutarakan Hendi Tri Ujiono, Ketua KPU Jateng, dalam acara ‘Dialog Parlemen’ dengan tema ‘Menerjemahkan Perilaku Generasi Muda Selepas Pemilu 2024,’ di Lantai 4 Gedung Berlian, Kamis (28/3/2024). Dalam dialog itu, hadir narasumber utama Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jateng Muhammad Saleh.

Pada kesempatan itu, Doktor Nur Hidayat Sardini dari Undip mengakui selama berlangsungnya proses pemilu banyak kaum muda yang ikut berperan. Namun, ia juga mengakui kaum muda merupakan kalangan rentan.
“Dalam pemilu lalu, banyak kaum muda yang lebih memilih sosok pemimpin yang lebih muda dan memiliki pola pikir baru,” kata Nur.

Senada, Muhammad Saleh juga mengakui banyak kaum muda yang berperan aktif dalam Pemilu 2024. Peran itu, baik sebagai pengawas, caleg maupun pendukung salah satu paslon dalam pilpres.
Dari kondisi itu, kaum muda mampu menjadi pihak penyelenggara sekaligus peserta dalam Pemilu 2024. Untuk itu, semua pihak perlu menerima, mendukung, dan membina kaum muda agar perannya terus meningkat dalam setiap gelaran pesta demokrasi.
“Ini merupakan ketertarikan kaum muda terhadap Pemilu 2024 sehingga tingkat partisipasinya tinggi,” kata Saleh.

Selepas pemilu, lanjut dia, muncul pula beberapa isu yang dihadapi kaum muda. Beberapa diantaranya lapangan kerja, kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi.
“Makanya, dari pengamatan saya, kenapa ada paslon dalam pilpres yang melonjak suaranya karena paslon itu menggunakan isu ‘makan siang gratis’ dan ‘minum susu gratis.’ Dengan isu ekonomi itu, banyak kaum muda yang mengingatnya. Itu dari hasil pengamatan saya,” tandasnya. (ariel/priyanto)








