DESA INOVASI. Komisi E DPRD Provinsi Jateng memantau perkembangan Desa Inovasi di Desa Talunombo Wonosobo, Rabu (9/12/2025). (foto priskilla candra cahyaningtyas)
WONOSOBO – Pengembangan inovasi mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal itu terbukti Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo dengan status miskin ekstrim kini menjadi desa inovasi.
Seperti disampaikan Agung Koenmarjono selaku Kepala Bidang Fasilitasi dan Pemanfaatan Riset & Inovasi, mewakili Kepala Badan Riset & Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Jateng Mohammad Arief Irwanto, dihadapan Komisi E DPRD Provinsi Jateng di Joglo Sukarno, Selasa (9/12/2025). Disana, Komisi E memantau perkembangan Desa Talunombo yang dikenal dengan tingginya tingkat kemiskinan.
Dalam penjelasan Agung, diakui Desa Talunombo tadinya merupakan desa miskin ekstrim. Namun, setelah mendapatkan pendampingan dan pelatihan dari Brida, desa bisa berkembang menjadi desa inovasi dengan mengembangkan potensi lahan, salah satunya sampah menjadi bahan baku solar.

“Kami melakukan beberapa penerapan inovasi agar desa bisa mengembangkan potensinya seperti pengembangan bioteknologi dan pengolahan sampah plastik menjadi BBM Solar. Selain itu, dibangun pula eduwisata sehingga mampu meningkatkan angka kunjungan wisata ke desa. Saat ini (2024), sudah ada sekitar 4.000-an orang yang sudah berkunjung,” kata Agung.
Dengan penerapan inovasi diatas, lanjut dia, Desa Talunombo kini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Hal itu juga diakui Kepala Desa Talunombo Badarudin.
“Pengembangan inovasi seperti pengolahan sampah plastik menjadi bahan baku bbm solar terus dikembangkan. Kendalanya, produksi masih kekurangan limbah plastik. Saat ini hanya mampu memproduksi 50 kg limbah plastik, dari kebutuhan 400 kg,” kata kades.

Dalam pengembangan eduwisata, ia mengakui perekonomian masyarakat desa ikut meningkat. Ia mencontohkan terbangunnya Joglo Sukarno untuk eduwisata menawarkan agrowisata dan camping ground bagi pengunjung.
“Dari eduwisata itu, UMKM desa ikut berkembang, termasuk lahan pertanian di sekitar joglo. Pengembangan eduwisata dilakukan secara mandiri dengan menggandeng beberapa kampus,” ucapnya.
Mendengarnya, Sekretaris Komisi E DPRD Provinsi Jateng Zainuddin mengaku apresiatif dengan inovasi yang telah dilakukan pihak desa, khususnya inovasi limbah plastik menjadi BBM Solar. Karena, jika hal itu dapat dikembangkan secara serius, maka mampu mengurangi limbah sampah masyarakat.

“Apakah produksi BBM Solar itu sudah bisa diproduksi secara massal, dengan menjalani segala perizinan sesuai regulasi yang ada? Karena, dengan adanya inovasi itu, maka ikut mendukung upaya pengurangan sampah,” kata Zainuddin.
Menjawabnya, Badarudin mengatakan kapasitas mesin produksi limbah plastik sebesar 50 kg. Dari situ, mampu menghasilkan 40 hingga 45 liter solar. Dalam produksi tersebut, ada residu yang dimanfaatkan sebagai briket.

“Dalam produksi itu, kami tetep meminta dukungan agar terus mampu memproduksinya,” harap kades.
Senada, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng Isnaeni juga berharap Desa Talunombo mampu meningkatkan inovasinya agar status Desa Miskin Ekstrim bisa dihapus. Ia menyarankan kesenian desa setempat perlu diangkat untuk mendukung sektor pariwisata.
“Kesenian perlu juga diangkat agar wisata desa terdongkrak. Karena, dengan tumbuhnya pariwisata, otomatis perekonomian masyarakat juga akan naik,” kata Isnaini. (ariel/priyanto)









