SOAL RSUD. Komisi C DPRD Provinsi Jateng berdiskusi soal pendapatan dan pelayanan rumah sakit di RSUD Dr. Moewardi, Kota Surakarta, Selasa (19/3/2024). (foto ayu danik)
SURAKARTA – Komisi C DPRD Provinsi Jateng kembali memonitor perkembangan pendapatan dan pengelolaan dalam hal pelayanan RSUD Dr. Moewardi di Kota Surakarta, Selasa (19/3/2024). Kegiatan itu berbarengan dengan acara Forum Perangkat Daerah 2024 dan Renja 2025 bersama Dinas Kesehatan, RSUD dan RSJD milik Pemerintah Provinsi Jateng.
Dalam diskusi bersama itu, Cahyono Hadi selaku Direktur Utama RSUD Dr. Moewardi menjelaskan bahwa mutu pelayanan dilakukan dengan selalu mengecek rating bintang dari pasien yang berkunjung ke rumah sakit. Hal tersebut dibahas bersama-sama dalam meeting setiap pagi.
“Untuk pelayanan di RSUD Dr. Moewardi sudah meningkat, yang awalnya hanya bisa mengoperasi 29 per hari, sekarang bisa sampai 90 orang. Ada juga yang tadinya keluhan pasien yang berkunjung bisa sampai 100 orang, sekarang paling hanya ada 1. Kalau bisa sih terus ditingkatkan supaya tidak ada lagi keluhan,” jelasnya.

Komisi C juga mencari informasi mengenai penambahan Poli Kulit dan Kecantikan di RSUD Dr. Moewardi, yang baru di buka sekitar dua tahunan ini. Informasi itu masih seputar kontribusi pendapatan dari poli baru tersebut.
“Apakah poli kulit itu sudah memberi kontribusi untuk pendapatan RSUD Dr. Moewardi? Karena kan sekarang sedang tren perawatan kulit ‘glowing.’ Apakah itu berpengaruh besar?,” tanya Padmasari Mestikajati, Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng.

Cahyono menjelaskan bahwa poli kulit sudah banyak memberi kontribusi untuk pendapatan di rumah sakit. Meski begitu, ada beberapa hal kendala yang dihadapi, salah satunya ketersediaan tempat yang belum memadai.
“Walaupun baru 2 tahunan, poli sudah banyak juga memberi pemasukan. Namun, memang butuh lahan yang lebih besar lagi untuk bisa melayani pasien yang terus berdatangan,” jawabnya.
Sebagai informasi, target pendapatan RSUD Dr. Moewardi pada 2024 sebesar Rp 812.500.000.000. Dan. realisasinya sampai Februari 2024 baru mencapai 23% yakni sebesar Rp 186.076.493.923. (bintari/ariel)









