KUNJUNGI INDUSTRI. Komisi B DPRD Provinsi Jateng mengunjungi industri olahan kayu limbah di Kabupaten Magelang, Selasa (19/3/2024). (foto erpan romoyudo)
MUNGKID – Limbah kayu mampu menjadi usaha yang menjanjikan. Hal itu terlihat saat Komisi B DPRD Provinsi Jateng mengunjungi industri pengolahan kayu di CV. Kandang Lestari di Kabupaten Magelang, Selasa (19/3/2024).
Disana, Dewan melihat ribuan limbah kayu sengon menjadi bahan material yang bermanfaat bagi masyarakat. Seperti untuk partisi ruangan, meja, kursi, lemari, dan berbagai kebutuhan rumah.
Dari situ, Komisi B melihat bahwa limbah kayu yang seringkali dianggap tak berguna atau sampah ternyata berpotensi untuk diolah kembali menjadi perabotan yang berguna. Ketua Komisi B, Sarno, mengatakan industri olahan limbah kayu tersebut layak dicontoh masyarakat yang ingin mendirikan atau pengembangan usaha.

Bagaimana tidak, lembaran kayu-kayu limbah itu dibersihkan kulitnya, dihaluskan, dipotong menjadi bagian-bagian kecil, dan ditempel menjadi lembaran sekitar 1,5 meter sehingga sangat laku di pasaran. Dari keterangan pihak pengelolanya, 1 lembarnya dijual dengan harga Rp 70.000 dan seharinya mampu memproduksi sekitar 1.000 lembar.
“Ini industri menengah yang sangat menjanjikan karena sangat laku di pasaran. Memang, tidak semua daerah bisa mendapatkan limbah kayu seperti ini tapi setidaknya pihak pengelola industri pengolahan kayu ini mampu memberikan contoh positif dalam pemanfaatan limbah,” jelasnya.

Bahkan, hasil produksinya juga mampu menembus pasar ekspor. Ia mengakui persoalan permodalan dan pemasaran masih menjadi kendala sektor UMKM tapi setidaknya pula industri ini ‘mengajak’ masyarakat berpikir untuk mencari bahan baku murah yang kemudian diolah menjadi barang kompetitif.
“Industri seperti ini mampu mengurangi pengangguran sekaligus ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” katanya.
ABON AYAM
Usai mengunjungi industri olahan kayu limbah, Komisi B melanjutkan pantauannya ke industri makanan olahan yakni produksi abon ayam di UKM ‘Enak’ Kabupaten Magelang, Rabu (20/3/2024). Disana, Komisi B berkesempatan melihat langsung dapur pengolahan menjadi abon ayam.
“Usaha-usaha seperti ini harus perlu dikawal. Jangan sampai usaha yang cukup lumayan besar ini nantinya harus berhenti di tengah jalan. Pemerintah perlu memantau apa saja kendalanya,” ucap Sarno. (romdon/ariel)









