KUNJUNGAN KERJA : Jajaran Komisi B saat kunjungan kerja ke rumah produksi olahan lele Al Fadh di Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Boyolali.(foto: ashar alhadi)
BOYOLALI – Masalah pasar dan permodalan kerap menjadi hambatan pengembangan UMKM. Para pelaku UMKM kerap kali terbentur kurangnya permodalan untuk mengembangkan usahanya. Banyak usaha kecil yang sudah berjalan namun ditengah jalan harus tutup lantaran tidak memiliki modal dan tidak ada pasar.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng Sri Marnyuni mengungkapkan hal itu disela-sela berkunjung ke rumah produksi olahan lele Al Fadh di Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Kamis (14/3/2024). Di tempat rombongan Komisi B diterima langsung oleh Supriyatin, selaku pemilik rumah produksi dan dari Dinas Perikanan Boyolali.
“Usaha-usaha seperti ini harus perlu dikawal. Jangan sampai usaha yang cukup lumayan besar nantinya harus berhenti di tengah jalan. Pemkab Boyolali memantau apa saja ada kendala,” ucap dia.
Komisi B berkesempatan melihat langsung dapur pengolahan lele. Di tempat itu, ikan lele segar diolah menjadi beberapa produk mulai dari keripik dan abon. Untuk keripik pun ada yang dari olahan sirip, kulit, dan daging.
Diungkapkan Suprihatin, produksi pengolahan lele itu dilakukan 3 hingga 4 kali dalam seminggu. Namun, hal itu juga tidak dapat menjadi patokan karena, jika ada pesanan dari distributor atau warga lainnya, kondisinya bisa membuat aktivitas produksi dilakukan setiap hari.
Untuk memproduksi keripik, dibutuhkan 45 kilogram lelle per harinya. Bahkan bila lagi ramai pemesanan bisa 80 kilogram. Sementara untuk abon bisa 1 kuintal lele per hari.
Ditanya mengenai permohonan yang akan disampaikan, Suprihatin menyatakan butuh tambahan modal. Ia pun meminta pemerintah bisa mencarikan pasar. Mengingat saat ini olahan lele di Boyolali berkembang pesat. Bahkan produksi olahan lele susah ada yang menjangkau Sumatera, Kalimantan.
“Penambahan modal itu akan kami gunakan untuk membeli alat-alat pengepakan maupun pengering untuk keripik. Semoga saja pemerintah bisa mengabulkannya,” pinta Suprihatin.(evi/priyanto)








