PEMBICARA: Anggota DPRD Jateng Sriyanto Saputro menjadi pembicara perihal seni karawitan gaya sragenan.(foto: dewi sekarsari)
SRAGEN – Alunan gending Jawa yang rancak dipadukan nyanyian lagu bahasa jawa dengan irama yang dinamis dan cengkok yang khas yang dibawakan oleh sinden atau pelantun lagu jawa, disertai dengan penonton yang turut menari ala tayub/jaipong menjadi ciri khas kesenian karawitan gaya sragenan. Kesenian ini dipentaskan dalam gelar “Dialog Media Tradisional DPRD Jawa Tengah” di Kecamatan Ngrampal, Sragen, Sabtu, (25/6/2022).

Karawitan gaya sragenan ini sangat dikenal di kalangan masyarakat. Karawitan ini sudah ada ada sejak dulu, meskipun sekarang seiring dengan perkembangan, para pelaku seni bisa memasukan lagu lagu Jawa yang tren pada saat ini, sehingga dalam kondisi apa pun diharapkan kesenian karawitan ini akan tetap lestari. Demikian dituturkan Sriyanto Saputro, anggota DPRD Jateng yang hadir sebagai pembicara dalam acara dialog tersebut.

Dia juga menambahkan kesenian karawitan ini punya potensi untuk bisa tampil di pentas dunia. Kesenian gamelan dan lagu Jawa juga banyak peminatnya di luar negeri.
“Support yang diberikan DPRD kepada karawitan Sragen, lewat acara Metra ini, pemprov memulai menguri-uri dan membantu masyarakat untuk melesatarikan kesenian tradisional karawitan khas sragenan, tidak memungkiri kita memiliki seni karawitan yang tidak ada di daerah lain. Kesenian jawa telah dikenal di negara-negara, seperti Jepang, Italia, Amerika Serikat. Tidak memungkiri dengan eksistensi kita menjaga budaya ini bisa memajukan hingga bisa go international,” tutur Wakil Ketua Komisi C DPRD Jateng tersebut.
Senada dengan Sriyanto, M Karno yang juga pelaku seni dan pembina kelompok karawitan gaya sragenan, punya potensi lebih. Banyak orang asing yang mau belajar gamelan, nyinden, dan menyayikan lagu lagu karawitan.
“Orang asing sering senang mempelajarnya. Kok kita yang punya kesenian itu, kerap tidak ada yang mau. Tentunya kita sebagai orang Jawa juga bisa nguri-nguri kebudayaan kita sendiri,” ucapnya.

Melatih para pemuda daerah Sragen untuk memainkan karawitan, tari tradisional, supaya tidak merusak akhlak dan budaya tradisional masyarakat kita. Dan saya mendukung apa yang dilakukan pemerintah, apalagi sampai mengenalkan budaya kita ke luar negeri,” kata pria yang akrab disapa Mbah Karno tersebut.
Pembicara lain tersebut Robert Aris Widodo, tokoh muda pengamat budaya juga mengapresiasi pemerintah yang memiliki ide atau gagasan mementaskan kesenian tradisional karawitan ini. Untuk mempertahakan kesenian ini masyarakat, pemerintah, dan tokoh sekitar harus bekerja sama.(cahyo/priyanto)








