KINERJA BPR. Komisi C DPRD Provinsi Jateng dalam kegiatan monitoring pengelolaan BPR BKK ke Kantor PT. BPR BKK Demak (Perseroda), Jumat (4/2/2022). (foto ariel noviandri)
DEMAK – Meski harus melalui kondisi pandemi Covid-19, namun tidak menyurutkan gerak langkah PT. BPR BKK Demak (Perseroda) mendongkrak terus kinerjanya. Terbukti, sepanjang 2019 hingga 2021 BPR BKK pelat merah itu mampu membukukan laba yang signifikan.
Data BPR BKK Demak mencatat, Laba/Rugi (sebelum pajak) pada 2019 sekitar Rp 12,65 miliar dan pada 2020 sekitar Rp 13,73 miliar. Pada 2021 naik lagi menjadi Rp 14,24 miliar.

Mendengar kemajuan pesat tersebut, Komisi C DPRD Provinsi Jateng mengaku bangga. Seperti disampaikan Sriyanto Saputro, Wakil Ketua Komisi C, dalam kegiatan monitoring pengelolaan BPR BKK ke Kantor PT. BPR BKK Demak (Perseroda), Jumat (4/2/2022).
“Kami memahami ditengah keterbatasan dan ditengah pandemi, tetap mampu meningkatkan kinerjanya. Tantangan ke depan sampai RPJMD 2023 adalah kebutuhan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Dalam hal ini, PAD itu tidak hanya soal penerimaan PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) tapi juga optimalisasi BUMD seperti BPR BKK ini,” tutur Sriyanto.

Dalam diskusi itu, hadir pula Eddy Sulistyo Bramiyanto selaku Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jateng. Pada kesempatan itu, ia juga meminta BPR BKK tetap meningkatkan kinerja, mengingat banyaknya hambatan dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi Jateng.
“Pada 2022 ini, kita berharap Virus Omicron tidak datang ke Jateng sehingga tidak menghambat pertumbuhan ekonomi Jateng. Dalam hal ini, kita mengakui bersama bahwa laba di (BPR BKK) Demak lebih baik. Saya juga berharap rasio NPL (Non-Performing Loans/ kredit macet) dapat terus ditekan. Yang jelas, kinerja BPR BKK Demak bagus dan saya harapkan pada 2022 dapat lebih baik lagi,” pesan Bram, sapaan akrabnya.

Mendengar hal itu, Dirut PT BPR BKK Demak (Perseroda) Sunoto mengaku sangat berterima kasih atas dukungan dari Komisi C dan Pemprov Jateng. “Komitmen kami, pada tahun ini bisa turun menjadi 9 koma sekian persen,” harap Sunoto.
Secara kinerja, data BPR BKK Demak menyebutkan, aset 2019 sekitar Rp 244,40 miliar, pada 2020 sekitar Rp 270,43 miliar, pada 2021 sekitar Rp 305,68 miliar; kredit 2019 sekitar Rp 164,44 miliar, pada 2020 Rp 183,68 miliar, pada 2021 Rp 188,88 miliar; Penghimpunan Dana (tabungan & deposito) pada 2019 sekitar Rp 193,64 miliar, pada 2020 sekitar Rp 214,50 miliar, pada 2021 Rp 278,67 miliar; Laba/Rugi (sebelum pajak) pada 2019 sekitar Rp 12,65 miliar, pada 2020 sekitar Rp 13,73 miliar, pada 2021 Rp 14,24 miliar.
Untuk komposisi modal disetor ke BPR BKK Demak, selama 3 tahun terakhir atau sejak 2019 hingga 2021 masing-masing per tahunnya Rp 12,91 miliar dari Pemprov Jateng. Dari Pemkab Demak, modal yang disetor pada 2019 hingga 2021 sekitar Rp 14,70 miliar/tahun.
Sementara deviden yang telah disetor untuk pemprov pada 2019 sekitar Rp 2,51 miliar, pada 2020 sekitar Rp 2,88 miliar, pada 2021 Rp 2,90 miliar, dan pada 2022 diproyeksikan sekitar Rp 3,25 miliar. Deviden untuk pemkab pada 2019 sekitar Rp 3,13 miliar, pada 2020 sekitar 3,28 miliar, pada 2021 Rp 3,40 miliar, dan pada 2022 ini diproyeksikan dapat memberikan deviden sebesar Rp 3,70 miliar. (ariel/priyanto)








