DIALOG BERSAMA : Ketua DPRD Kab. Semarang Bondan Marutohening serta BPBD menggelar dialog mengenai antisipasi bencana di Kabupaten Semarang.(foto: azam addin)
UNGARAN – Sudah saatnya early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini bencana di Kabupaten Semarang bisa ditambah. Memiliki medan berbukit dan tiga gunung (Ungaran, Merbabu, dan Telomoyo), Kabupaten Semarang masuk daerah rawan bencana hedrometrologi.

Diungkapkan Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening, sekarang ini EWS baru terpasang di tiga lokasi. Dia sangat setuju sekali bila alat itu ditambah supaya bisa meminimalisasi jatuh korban saat terjadi bencana.
“Daerah perbukitan yang rawan longsor diperlukan kesiapsiagaan yang ekstra. Saya setuju EWS perlu ditambah,” ungkap dia.
Mengemuka dalam grup diskusi terarah atau focus group discussion (FGD) DPRD Provinsi Jateng di The Wujil Convention Hotel, dengan mengangkat tema “Antisipasi Bencana di Kabupaten Semarang”, Bondan juga turut menekankan pembaruan dari pendataan daerah rawan bencana. Dengan demikian, pemetaan penanganan dan antisipasi menjadi focus dan terarah. Bahkan ada informasi ada daerah patahan di sekitar Gunung Merbabu dan Ungaran. Maka harus ada pendataan yang baru.

Plt. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang Mohamad Maskuri mengatakan mengawali 2022 pihaknya telah melakukan beberapa langkah antisipasi untuk meminimalisir korban bencana. Di antaranya mengeluarkan surat edaran Sekda tentang antisipasi musim penghujan dan tanah longsor, pergerakan tanah, banjir luapan maupun banjir bandang, serta angin puting beliung atau angin ribut dan tanggul sungai jebol.
Ia juga mengatakan pada awal September ini terdapat beberapa kejadian tanah longsor yang terjadi akibat hujan deras.
‘’Untuk itu, kami menghimbau dan meminta masyarakat selalu mewaspadai termasuk di wilayah perbukitan. Meskipun saat ini deteksi dini telah dilakukan oleh BPBD, namun kewaspadaan masyarakat tetap menjadi yang utama guna menghindari adanya kejadian bencana,’’ jelasnya. Selain itu, dia patut berbangga karena turut memiliki sukarelawan yang andal dalam penanganan kebencanaan. Mereka selalu siap siaga 24 jam dan langsung bertindak ke lapangan.(dewi/priyanto)








