FOTO BERSAMA : Komisi A berfoto bersama dengan Pj Bupati Tegal Agustyarsyah saat kunjungan kerjanya.(foto: mentari pagi)
SLAWI – Upaya penanggulangan kemiskinan menjadi perhatian serius Komisi A. Kabupaten Tegal menjadi salah satu dari lima daerah dengan kasus kemiskinan ekstrem.

Pemerintah dituntut ekstra keras supaya angka kemiskinan di daerah berjuluk “Teh Poci” tersebut bisa berkurang. Pada Rabu (15/1/2025), Komisi A berkesempatan hadir dan mendengarkan paparan dari Pj Bupati Tegal Agustyarsyah mengenai probematika kemiskinan dan penanggulangannya. Pertemuan dilakukan di Kantor Bapeddalitbang Kab. Tegal.
“Lewat Bappenas serta sejumlah kementerian kami sudah paparan mengenai kondisi Kabuoaten Tegal termasuk kasus kemiskinan serta solusi penanggulangannya. Tanpa dukungan anggaran dari provinsi maupun pusat, kami tidak bisa bekerja sendiri. Anggaran kami sangat terbatas untuk daerah seluas Kab. Tegal ini,” ucap dia
Pj Bupati turut menyinggung pula mengenai ketersediaan sekolah. Banyak sejumlah daerah tidak memiliki sekolah negeri terutama SMA/SMK. Saat pemberlakuan zonasi kemarin, banyak anak tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Secara zonasi tidak ada sekolah, belum daerah masuk blank spot (susah sinyal).
“Untuk ke swasta mahal. Siswa memilih putus sekolah. Maka dari itu beasiswa menjadi solusi,” kata dia.

Ketua Komisi A Imam Teguh Purnomo menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk serius melakukan penanggulangan kemiskinan. Selain itu infrastruktur juga diperhatikan oleh pemerintah untuk alokasi besaran dana pada tahun ini dana alokasi perbaikan jalan provinsi Rp 165 miliar. Anggaran lebih pada perawatan jalan rusak serta berlubang yang alokasi tersebut berasal dari pajak berkendara bermotor.
“Pajak kembali ke masyarakat pengguna jalan, di sini juga Kami ingin mengetahui bagaimana cara Kab Tegal bisa mengurangi zona merah menjadi zona hijau terlepas dari zona miskin,” ucapnya.
Selanjutnya dalam paparan tersebut, ada sejumlah strategi penanggulangan kemiskinan berupa mengurangi pengurangan/pengeluaran masyarakat itu aspek sosial jaminan hidup lansia yang sudah tidak produktif lagi, pendidikan itu beasiswa, pengurangan infrastruktur.

Selain itu meningkatkan pendapatan dengan adanya pelatihan desa. Lokus ada 26 desa. Pelatihan yang dimaksud ada ternak kambing, bidang tata boga, dan menjahit. Penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan diantaranya meningkatkan konektivitas antarwilayah, mendorong konvergensi anggaran, yang mendorong konsolidasi program.
Imam Teguh juga akan turut membantu dalam perkembangan wisata dengan dukungan tersebut berharap dapat mengembangkan perekonomian UMKM yang ada di sektor wisata sembari menangani masalah pendidikan yang akan dimaksimalkan.(mentari/priyanto)








