CEK METERAN. Anggota Komisi D M Ngainirrichadl memeriksa meteran listrik pulsa di salah satu rumah di Desa Krikilan, Rembang, Senin (20/5/2019).(Foto: Teguh Prasetyo)
REMBANG – Anggota Komisi D DPRD Jateng Muhammad Ngainirrichadl menilai program bantuan listrik murah dan hemat dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah perlu digulirkan lagi supaya seluruh rumah di provinsi ini bisa teraliri listrik.

“Saya harap ini (bantuan listrik) harus tetap berlanjut. Fakta masih banyak masyarakat kita yang belum bisa memasang listrik sendiri. Kebanyakan masih nyalur dari tetangga. Jadi setiap bulan harus bayar pada tetangga,” ujar anggota Fraksi PPP DPRD Jateng itu saat meninjau warga penerima bantuan listrik murah dan hemat di Desa Krikilan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, Senin (20/5/2019).
Program bantuan listrik kepada warga berupa pemasangan instalasi listrik secara gratis dengan empat titik lampu serta pulsa sebesar Rp 200 ribu. Dengan bantuan tersebut, dirasa sangat membantu masyarakat kurang mampu dalam konteks pengadaan listrik. Sehingga ke depan diharapkan di Jawa Tengah tidak lagi ada rumah yang tidak bisa teraliri listrik.
“Tapi harus dipastikan betul praktik di lapangan. Jangan sampai warga yang menerima itu warga yang memang tidak layak untuk menerima. Makanya kita lakukan cek silang betul ke lapangan, memastikan yang menerima program listrik ini adalah warga tidak mampu,” imbuhnya.

Senada dengan itu, anggota Komisi D DPRD Jateng Muhammad Wasiman menilai program tersebut merupakan lompatan yang cukup bagus, dalam hal pelayanan terhadap masyarakat tidak mampu. Karena di pedesaan masih ada warga yang kesulitan mengakses listrik karena berbagai faktor.
“Program tersebut pada tahun-tahun anggaran selanjutnya perlu ditingkatkan guna mengentaskan masyarakat yang belum mendapat listrik,” ungkap anggota Fraksi Gerindra DPRD Jateng tersebut.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Kendeng Muria Dwi Lestari Novianti menjelaskan penerima bantuan listrik murah dan hemat tahun 2018 di wilayah Kendeng selatan sebanyak 612 rumah. Dengan perincian untuk Blora sebanyak 300 rumah, Rembang dan Grobogan masing-masing sebanyak 156 keluarga.(teguh/priyanto)