KUNJUNGAN KERJA : Ketua Pansus RTRW Alwin Basri (tengah) berkunjung ke Kantor BBWS Serayu Opak di Kota Yogyakarta.(foto: evie rahmawati)
YOGYAKARTA – Panitia Khusus ( Pansus ) DPRD Prov Jateng raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) melaksanakan studi pendalaman ketataruangan daerah di Yogyakarta. Selama tiga hari, 18-20 Oktober, berkunjung ke tiga lokasi yakni Kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak di Kota Yogyakarta, Angkasa Pura Bandara YIA di Kulonprogo dan BPKH Wilayah XI Yogyakarta.

Saat di Kantor BBWS Serayu Opak, Pansus diikuti oleh OPD terkait di antaranya Pusdataru, Bappeda, BPBD, DPMPTSP, ESDM, Biro Hukum Tata Ruang, dan Dispertan. Rombongan diterima oleh Kabag. Umum TU BBWS Serayu Opak Ade Satyadama.

Ketua Pansus Alwin menyampaikan maksud dan tujuannya untuk mengetahui secara detail tentang pengendalian sumber daya air yang meliputi wilayah Sungai Serayu. Pasalnya, pengairan dari sungai tersebut sebagian besar masuk wilayah Jawa Tengah. Wakil Ketua Pansus Muhammad Saleh menambahkan harus ada pemetaan tata ruang pengairan supaya tidak berbenturan dengan pengembangan ruang daerah.
“Jangan sampai nanti ada pemetaan kawasan industri yang ternyata ada perencanaan bendungan dari BBWS. Jadi kami mohon untuk diinformasikan ,” katanya.
Anggota Pansus, Tri Mulyantoro menyampaikan, perlu ada studi secara komprehensif penaataan ruang di kawasan Banyumasan seperti Kebumen dan Banjarnegara. Saat musim kemarau ini sejumlah daerahnya mengalami kekeringan. Namun saat musim hujan justru kebanjiran.
“Wilayah tersebut menjadi lumbung pangan di Jateng,” ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh anggota Syaiful Hadi. Ada beberapa pekerjaan rumah yang belum selesai. Disebutkan seperti pembuatan tanggul air yang belum tuntas, pendangkalan Waduk Sempor. Bahkan bendung di Karanggayam (Kebumen) sekarang ini sudah ambrol, padahal belum serah terima.
“Ini menjadi persoalan yang sangat penting, dan bagaimana pengerjaannya kok hal itu bisa terjadi,” katanya.
Dari pihak BBWS, diungkapkan Ade, kelembagaan ini merupakan UPT dari Kementerian PUPR. Masalah anggaran dan juga pengerjaaannya mengikuti arahan dari pusat. Dan selama ini, pembangunan yang ada di BBWS ini menunggu dana aspirasi para anggota DPR RI.
“Kami berharap di tahun selanjutnya akan banyak aspirasi yang masuk ke kami, sehingga kami mampu melaksanakan program ataypun perencanaan yang ada di BBWS ini, sehingga kami berharap kekeringan dan banjir tidak akan menjadi persoalan yang berat,” kata dia.
Selain berkunjung ke BBWS, Pansus RTRW juga mengunjungi Kantor Angkasa Pura yang berada di Kabupaten Kulonprogo. Mereka diterima oleh Misranedi sebagai PGS General Manager Bandara YIA ( Yogyakarta International Airport). Dia mengatakan bahwa setiap pembangunan pasti ada dampaknya.
“Dampak negatif untuk masyarakat sekitar mungkin hanyalah terasa kebisingan ketika pesawat lepas landas maupun saat mendarat. Sedangkan dampak positifnya saya rasa banyak sekali, bahwa pembangunan Bandara di sini menjadi stimulus perekonomian tidak hanya wilayah DIY, namun masyarakat Jawa Tengah bagian selatan juga saangat merasakan manfaatnya,” kata dia.
Di hari terakhir, Pansus RTRW juga mengunjungi BPKH Wilayah XI Yogyakata. Diterima langsung oleh Kepala BPKHTL Suhendro A Basori. Dalam pertemuan ini, Basori menyampaikan harus selalu ada komunikasi dan diskusi tentang segala sesuatu dantaranya tata ruang hutan dan hutan lindung.(ayuut/priyanto)








