DIALOG TELEVISI : Wakil Ketua DPRD Ferry Wawan Cahyono jadi narasumber dalam dialog televisi di Stasiun TATV Surakarta.(foto: azzam addin)
SURAKARTA – Keberadaan desa wisata ternyata mampu menumbuhkembangkan perekonomian masyarakat setempat. Bahkan pada 2020 saja saat pandemi Covid-19 tinggi, keberadaan desa wisata mampu bertahan meski jumlah pengunjung sangat minim.

Sisi menarik dari mampu bertahannya desa wisata itu karena keterlibatan secara menyeluruh masyarakat setempat untuk berupaya mempertahankan desa itu. Penegasan ini disampaikan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng Sinoeng N Rachmadi dalam siaran langsung dialog Aspirasi Jateng “Desa Wisata Pengungkit Ekonomi Pasca Pandemi” di Stasiun TATV Surakarta, Selasa (16/11/2021).

Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono yang turut menjadi narasumber mengakui kekayaan sumber daya alam lah yang menjadi salah satu pemicu munculnya desa wisata. Tidak dipungkiri, Jateng memiliki sumber daya alam yang komplet mulai dari daerah atas (pegunungan), sungai, sampai pantai.
“Kekayaan alam itu tentu harus diimbangi oleh tangan-tangan ‘dingin’ warganya. Kreativitas, inovasi, gencarnya promosi , serta pelayanan yang memadahi bisa menambah gairah pengelolaan desa wisata,” ujarnya.
Bupati Karanganyar Juliatmono mencontohkan daya dan upaya warga Desa Kemuning yang berada di Kecamatan Ngargoyoso yang berhasil mengangkat nama desa itu menjadi sebuah destinasi wisata unggulan. Bahkan beberapa waktu lalu Desa Kemuning mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif.
“Lima tahun lalu, orang banyak tidak mengenal Kemuning. Tapi sekarang siap tidak mengenal desa dengan kebun tehnya. Bahkan kalau kita cari di Google, nama Kemuning saja sudah banyak tulisan dan ulasan,” ucapnya.
Bupati mengungkapkan daya juang warga desa tersebut luar biasa. Mereka mau belajar, termasuk teknologi informasi yakni membuat aplikasi. Buah belajar mereka itu sekarang ini seluruh aktivitas warga Kemuning sudah melek IT. Setiap sudut desa terpasang CCTV.
“Tidak mengenal pandemi, istilahnya seperti itu. Saat pandemi pariwisata menurun, tetapi karena banyak bisa membuat aplikasi maka daya ungkitnya adalah dengan IT,” ucapnya.
Lanjut Sinoeng, upaya pemerintah untuk membantu serta mengoptimalkan desa wisata serius. Bahkan dalam RPJMD Jateng, selama lima tahun kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo-Wagub Taj Yasin ditargetkan ada 500 desa wisata. Sampai November 2021 ini tercatat sudah ada 415 desa wisata.
“Namun demikian kami bukan berhenti pada jumlah, tapi bagaimana berkelanjutan dari adanya desa wisata, memberikan kontribusi dengan peningkatan masyarakat sekitar. Terpenting kepekaan pada pelestarian alam. Bagaimanapun 60 persen dari desa wisata didominasi wisata alam,” katanya.

Ferry kemudian memberi penekanan bahwa DPRD juga turut mendorong ekonomi kreatif setiap desa. Desa wisat memiliki banyak keunggulan disamping sebagai destinasi wisata ternyata mampu untuk tempat mencari lapangan kerja.(cahya/priyanto)








