LIHAT KANDANG. Jajaran Komisi B melihat kandang di Balai Budi Daya dan Pembibitan Ternak Terpadu di Kendal, Selasa (7/5/2019).(Foto: Ervan Ramayudha)
KENDAL – Komisi B DPRD Jateng melakukan kunjungan kerja ke Balai Budi Daya dan Pembibitan Ternak Terpadu di Kendal, Selasa (7/5/2019). Kunjungan pemantauan itu guna melihat kegiatan dan tugas serta kendala dari balai dalam pemenuhan kebutuhan daging di masyarakat.
Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi B Messy Widiastuti saat memimpin rombongan Dewan yang diterima langsung Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah LM Syafriyadi di ruang kerja Balai Budi Daya dan Pembibitan Ternak Terpadu.

Dalam pertemuan tersebut Syafriyadi menjelaskan, populasi ternak Sapi PO 301 ekor, kerbau enam ekor, kambing PE 279 ekor, domba 73 ekor. Di Balai juga menargetkan untuk komoditas sapi potong target kelahiran 95 ekor, kambing PE dan domba 100 ekor kelahiran. Tantangan yang dihadapi kurang tersedianya pakan ternak dari hijauan daun, kurang tersedianya air untuk lahan kandang dan ternak, serta ancaman penyakit hewan menular, prosedur penghapusan ternak, reproduktivitas, pengadaan ternak, taman ternak yang menyebar.
Untuk kebutuhan ternak di Jateng berdasarkan data BPS mengalami surplus sebesar 2,2 juta ekor. Untuk pemenuhan permintaan daging konsumsi pada bulan Ramadan, Pemprov Jateng, lanjut Syafriyadi, telah menyiapkan 136 ribu ekor sapi.
Guna menjaga kesediaan daging, Balai Budi Daya dan Pembibitan Ternak Terpadu telah melakukan kerja sama dengan Direktorat Jendral Perlindungan dan Konservasi Alam (PKA), kepolisian untuk mengawasi pemotongan sapi betina yang masih produktif di tempat- tempat pemotongan hewan. Pada 2020 nanti akan dilakukan evaluasi ternak mana saja yang sudah tua akan diganti dengan hewan ternak yang masih muda dan masa produktifnya masih panjang dan biaya untuk perawatana lebih murah hewan yang masih mudah dibandingkan dengan hewan ternak yang sudah tua.
Syafriyadi menambahkan, kekurangan air untuk pemenuhan kebutuhan ternak diakibatkan karena adanya galian C, serta luasan lahan hijau yang dimiliki berkurang karena terimbas pembangunan jalan tol.(ervan/priyanto)







