PENTAS PANGGUNG : Kesenian ketoprak saat pentas panggung di Klaten.(foto: dwi nugrahini)
KLATEN – Kesenian harus bisa beradaptasi. Dengan cara itulah, kesenian bisa terus tumbuh berkembang di tengah masyarakat. Tak hanya itu, regenerasi juga menjadi kunci supaya kesenian tetap eksis dan memunculkan generasi baru.

Anggota DPRD Jateng Mujaeroni mengutarakan adaptasi yang dimaksudkannya itu adalah pentingnya seniman bisa memadukan seni tradisionalnya dengan teknologi. Dicontohkan gamelan dengan keyboard. Dengan perpaduan alat musik tradisional serta modern itu bisa tercipta harmonisasi musik yang bisa diterima semua kalangan.
“Harapan saya untuk kedepannya semoga para generasi muda dapat menampilkan pagelaran-pagelaran budaya daerah seperti ini bisa tetap bertahan sampai kapan pun khususnya di Klaten ini,” ucap anggota Komisi A itu.
Mujaeroni mengungkapkan hal itu di sela-sela acara Media Tradisional yang diselenggarakan DPRD Jawa Tengah dengan menampilkan kesenian ketoprak grup Ki Ronggo Warsito dari Desa Wonosari, Kecamatan Trucuk, Sabtu (26/3/2022).
Seperti kiprah grup ketoprak tersebut, menurut Mujaeroni, sampai sekarang ini bisa terus eksis. Para pemainnya pun, merupakan para mantan kepala desa di Klaten. Kehadiran mereka ini sebagai nguri-uri kebudayaan.

Sementara Sehono selaku Ketua Paguyuban Ketoprak Ki Ronggo Warsito turut menambahkan nguri-uiri kebudayaan merupakan bagian dari tanggung jawab unuk melestarikan dan mengembangkan ketoprak supaya tidak tenggelam. Ia pun mengakui pamor ketoprak tak semoncer dulu terutama pada era 1970-an dan 1990-an. Kala itu Solo dan Yogyakarta menjadi kiblat dari perkembangan kesenian ketoprak. Ia melihat saat itu orang rela antre beli tiket supaya bisa menonton ketoprak. Tak peduli tua dan muda, sama-sama ingin melihat lakon pertunjukkan.
“Sekarang ini agak mulai luntur, apalagi ditambah 2 tahun belakangan karena Covid-19, kami para seniman ikut prihatin karena pekerjaan seniman mati. Dengan adanya Acara Media Tradisional ini menjadi kesempatan untuk para seniman khususnya di Kab. Klaten ini diberikan suatu keleluasaan untuk tampil dan mencari rezeki mereka kembali, semoga kegiatan seperti ini sering untuk ditampilkan. Kami pun tetap iuran supaya bisa bertahan,” tuturnya.

Dari kacamata budayawan, Lilik Haryanto melihat perkembangan zaman dalam dua dekade terakhir ini kesenian tradisional tergeser. Maka dari itu, untuk tetap melestarikan budaya salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu regenerasi budaya terhadap generasi muda.
“Supaya tau apa saja budaya yang kita miliki salah satunya ketoprak ini seperti istilah ‘wong Jawa aja ilang Jawane‘. Supaya tetap eksis, saya harap adanya sedikit perhatian dari pemerintah contohnya pengadaan acara pertunjukan ini, Wakil Rakyat DPRD Jawa Tengah bekerjasama degan pemerintah untuk mengalokasikan anggaran khusus pelestarian budaya,”
Mujaeroni menambahkan DPRD khususnya Dapil 7 bekerja sama dengan Pemerintah daerah Kab. Klaten dan Prov. Jateng, sudah 2 periode sudah memberikan banyak sekali anggaran/aliran dana.(anif/priyanto)








