PANTAU DIENG. Komisi B DPRD Provinsi Jateng saat melihat Objek Wisata Kawah Sikidang Dieng Kabupaten Banjarnegara, Rabu (27/1/2021), selama kondisi pandemi Covid-19 ini. (foto ariel noviandri)
BANJARNEGARA – Perbaikan akses wisata menuju Dieng merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kembali angka wisatawan. Pasalnya, angka wisatawan tersebut menurun signifikan selama pandemi Covid-19 ini.

Seperti disampaikan Kepala Disparbud Kabupaten Banjarnegara Agung Yusianto, jumlah Wisatawan Domestik pada 2019 sebanyak 868.000 orang. Namun, pada 2020 lalu turun sekitar 34% atau menjadi 567.000 orang akibat pandemi. Begitu pula dengan penurunan jumlah Wisatawan Mancanegara yakni sekitar 77% atau menjadi 290 orang pada 2020 dibanding pada 2019 sebanyak 1.300 orang.
Dampak turunnya jumlah wisatawan itu berpengaruh pada pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Objek Wisata Dieng. Dari target PAD pada 2020 sebesar Rp 12,9 miliar, realisasinya sekitar Rp 8,4 miliar.
“Soal akses jalan menuju Dieng, memang jalannya cukup sempit dan direncanakan ada pelebaran jalan, khususnya di daerah Karangsari. Hanya saja kendalanya, harga tanah di sekitar cukup tinggi yakni sekitar Rp 5 jutaan per meter persegi,” kata Agung, saat menerima Komisi B DPRD Provinsi Jateng di Pendopo Soeharto Whitlam, Komplek Candi Arjuna Objek Wisata Dieng dalam rangka pemantauan dan pengawasan dampak pandemi Covid-19 terhadap pariwisata di Objek Wisata Dieng Kabupaten Banjarnegara, Rabu (27/1/2021).

Senada, Alif Fauzi selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa mengatakan akses menuju Dieng itu memang perlu mendapat perhatian, mengingat ada beberapa jalur alternatif yang bisa dilalui yakni jalur Kabupaten Batang-Batur-Dieng. Untuk itu, ia memohon Komisi B agar perbaikan akses itu tidak hanya persoalan jalan semata tapi juga fasilitas penerangan jalan umum (PJU) dan shuttle bus.
“Kami sangat apresiatif dengan perhatian DPRD. Kami berharap agar aksesibilitas itu bukan hanya jalan tapi juga PJU sehingga aman di jalanan. Selain itu, angkutan wisata menuju Dieng seperti Trans Dieng perlu dilaksanakan. Karena, kami punya mimpi bahwa akses itu bisa menjadi ‘Kelok Sembilan’ -nya di Jateng sehingga jalan itu bukan hanya sebagai akses tapi juga ada daya tariknya,” harap Alif.

Mendengar hal itu, Sekretaris Komisi B DPRD Provinsi Jateng Ngainirrichadl mengakui saat ini persoalan anggaran untuk sektor pariwisata belum menjadi fokus akibat kondisi pandemi. Meski begitu, Komisi B tetap mendorong pemprov dalam pengembangan wisata Dieng tersebut.
“Saya sependapat adanya ide shuttle bus untuk memudahkan wisatawan mencapai tempat wisata, terutama saat ada event ‘Dieng Culture Festival’. Bagi pelaku ekonomi di sekitar objek wisata Dieng, pemkab maupun pemprov memang perlu memberikan pendampingan dan pembinaan karena penghasilan masyarakat di sektor pariwisata bisa lebih tinggi dibanding pertanian. Soal pelebaran jalan, kami berharap ada proyek multiyears dari pemprov dan pusat. Selain itu, akses alternatif dari Batang memang perlu diperhatikan,” kata Politikus PPP itu didampingi Kepala Seksi Pengembangan Pariwisata Disporapar Provinsi Jateng Hendrawan Purwanto.

Sementara, Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng Juli Krisdianto menyarankan Disporapar Provinsi Jateng bisa menjadi koordinator dalam pengembangan pariwisata tersebut. Dengan begitu, disporapar punya masterplan pariwisata yang ada di Jateng. Dicontohkan, akses wisata Dieng yang perlu segera diperbaiki disparbud dapat dikoordinasikan dengan disporapar.
“Oleh karena itu, kami berharap disporapar bisa mengusulkan anggaran pada APBD Perubahan nanti sehingga sektor pariwisata di Dieng bisa segera dibenahi,” saran legislator dari Fraksi PDI Perjuangan itu. (ariel/priyanto)
