BAHAS WISMA. Komisi C DPRD Provinsi Jateng saat membahas kinerja Badan Penghubung Provinsi Jateng di Wisma Provinsi Jateng Jalan Samarinda Jakarta, Jumat (10/1/2020).(foto ariel noviandri)
JAKARTA – Komisi C DPRD Jateng mengapresiasi kinerja Badan Penghubung Provinsi Jawa Tengah yang pada tahun lalu berhasil mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebanyak Rp 1 miliar lebih. Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jateng Sriyanto Saputro, saat bertemu Kepala Badan Penghubung Provinsi Jateng Alamsyah bersama jajarannya di Wisma Provinsi Jateng Jalan Samarinda Jakarta, Jumat (10/1/2020).
“Saya terkesan menginap di Wisma ini (Samarinda), rasanya seperti di rumah karena sarapannya enak,” ujar Politikus Partai Gerindra itu.

Senada, Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Riyono menambahkan tarifnya memang relatif terjangkau tapi fasilitasnya perlu diperbaiki. “AC nya lama, mobilnya mungkin ditambah untuk pelayanan tamu. Nanti targetnya ditambah nggak apa-apa,” kata Legislator Partai Keadilan Sejahtera itu.

Masukan sama disampaikan Nurul Hidayah, Anggota Komisi C dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan. “Soal harga dan lain-lain sangat terjangkau, kita bantu promosi. Masalahnya tarif itu per orang, mengapa tidak per kamar? Mohon dijelaskan,” kata Nurul.

Anggota Komisi C, Sukardiyono, menambahkan desain strukturnya sudah tidak layak mewakili Jateng dan atapnya pun terlalu rendah. “Mungkin perlu diusulkan untuk rehab menyeluruh agar menarik seperti layaknya hotel,” ujar Anggota Fraksi Partai Gerindra itu.

Anggota Komisi C lainnya, Agung Budi Margono, menambahkan penamaan wisma jangan berdasarkan nama jalan, melainkan yang bersifat Jateng seperti Merapi atau lainnya. Juga, di market place nama wisma tidak muncul, misalnya konsumen mencari melalui online.
“Monggo, hal itu dipikirkan,” pinta Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu.

Menanggapi hal itu, Alamsyah melaporkan bahwa pihaknya selama 2019 berhasil menyumbangkan PAD sebesar Rp 1,060 miliar atau 106,03% dari target sebesar Rp 1 miliar. Pendapatan tersebut diantaranya berasal dari Wisma Provinsi Jateng di Jalan Darmawangsa Rp 127 juta; Wisma di Jalan Prapanca Rp 196 juta; Wisma di Jalan Samarinda Rp 277 juta; Wisma Anjungan Jateng TMII Rp 164 juta; dan Retribusi Kekayaan Daerah Rp 295 juta.

Soal tarif, kata dia, memang per orang sehingga apabila lebih harganya akan berbeda. Dia malah mengusulkan untuk pelebaran luas kamarnya karena ukuran masing-masing kamar tidak sama. Terkait fasilitas, ada pemikiran untuk memperbaiki sesuai hotel pada umumnya, juga tempat parkir perlu diperluas karena di Wisma Jalan Prapanca hanya mampu menampung 6 mobil.
“Ke depan, kita luaskan dan tarif bisa sesuai dengan tipe kamarnya,” janjinya. (sunu/ariel)