AKTIVASI REL. (ketiga kanan) Dr. Rukma Setyabudi saat menjadi pembicara utama dalam acara Wedangan TVRI dengan tema ‘Reaktivasi Rel KA di Jateng’ di Studio 1 Stasiun TVRI Jateng, Rabu (24/7/2019), di Pucanggading Kabupaten Demak. (foto ariel noviandri)
DEMAK – Moda transportasi Kereta Api (KA) menjadi topik hangat yang diperbincangkan dalam acara Wedangan di Studio I Stasiun TVRI Jateng, Rabu (24/7/2019), di Pucanggading Kabupaten Demak. Ketua DPRD Jateng Dr. Rukma Setyabudi selaku pembicara utama menjelaskan transportasi KA khususnya di Jateng perlu diperluas lagi jangkauannya dengan menghidupkan atau reaktivasi rel KA yang lama.
“Dengan reaktivasi rel KA itu, lebih memudahkan akses masyarakat dengan pelayanan KA yang sekarang lebih nyaman dan aman,” kata Politikus PDI Perjuangan itu, saat berbicara soal ‘Reaktivasi Rel KA di Jateng.’

Dikatakannya pula, reaktivasi dengan rute Yogyakarta-Magelang seharusnya bisa dibangun. Harapannya, kata dia, tidak hanya jangkauan yang semakin luas tapi juga mampu meningkatkan sektor pariwisata dan menunjang kegiatan industri.
Menanggapi hal itu, Deputi Executive Vice President PT KAI (Kerera Api Indonesia) Daop (Daerah Operasi) IV Semarang Johanes Hutabarat mengatakan selama ini pihaknya tetap fokus pada sarana berupa kereta yang laik, nyaman, dan aman dan prasarana berupa jalur rel KA. Ia menyebutkan di Jateng sendiri ada 650-an km jalur KA.
“Dengan adanya kajian dari pemerintah, reaktivasi rel KA bisa memperluas jangkauan moda transportasi KA,” harap Johanes.

(foto ariel noviandri)
Soal kajian rel KA, Kabid Jaringan Transportasi & KA Dishub Jateng Henggar Budi Hanggoro menjelaskan saat ini ada 5 segmen jalur KA yang masuk dalam perencanaan. Beberapa diantaranya Semarang-Demak-Kudus-Pati, Semarang-Ambarawa-Magelang-Yogyakarta, Tawang-Tanjung Mas, dan Purwokerto-Wonosobo.
“Yang masih dikerjakan yakni Kedungjati-Tuntang sejak 2014 dan sekarang masih berlanjut. Intinya, reaktivasi rel KA itu masuk dalam rencana induk pembangunan 2018-2023,” jelas Henggar.
Sementara, Dosen Fakultas Teknik Unissula Semarang Gatot Rusbintardjo mengakui moda transportasi KA mampu mengurangi kepadatan di jalan raya. Kondisi itu patut didukung dengan penambahan jalur KA agar akses masyarakat semakin mudah.
“Memang, reaktivasi rel KA itu harus dilakukan agar semua wilayah di Jateng terhubung. Dengan begitu, KA semakin maju,” kata Gatot.

(foto ariel noviandri)
Ketua Pusat Studi Transportasi Fakultas Teknik Unnes Semarang Alfa Narendra menimpali, jika dilihat dari sejarah, moda transportasi KA jalurnya dimulai dari Stasiun Alas Tuwo Semarang. Namun, kondisi yang terjadi sekarang yakni keberpihakan pemerintah lebih ke transportasi jalan raya yang memicu pertumbuhan kendaraan bermotor semakin pesat.
“Mari, kita bersama-sama berpikir agar kebijaksanaan pemerintah juga bisa mendukung pembangunan rel KA,” harap Alfa.
Menyinggung soal sejarah, Pengurus Komunitas Pecinta KAI (Indonesia Railways Preservation Society) Ratri Septina Saraswati mengaku pihaknya selalu berusaha menguri-uri atau melestarikan jalur KA. Ia berharap jalur KA yang kini belum aktif segera diaktifkan kembali agar semua wilayah di Jateng terhubung.
“Kami berharap jalur KA yang lama bisa diaktifkan lagi agar semua bisa terhubung dan pariwisata Jateng semakin meningkat,” harap Ratri. (ariel/priyanto)