BERSAMA NARASUMBER: Ketua DPRD Jateng Dr Rukma Setyabudi bersama narasumber mengisi acara Wedangan TVRI Jateng, Rabu (24/4/2019).(Foto: Ahmad Azam)
DEMAK – Ketua DPRD Jateng Dr Rukma Setyabudi MM berharap peran dan kiprah perempuan Indonesia ke depan bisa semakin nyata. Sekarang ini saja gambaran mengenai sosok “kartini” tersebut sudah muncul. Perempuan telah berkiprah di segala bidang baik dari politik, teknik, sosial, budaya, olahraga, dan sebagainya.

Penegasan itu dilontarkan Rukma dalam acara dialog interaktif Wedangan yang disiarkan oleh Stasiun TVRI Jateng secara langsung pada Rabu (24/4/2019). “Peran dan kiprah perempuan sangatlah penting. Emansipasi sudah berjalan, sudah tidak ada diskriminasi antara hak laki-laki maupun perempuan. Perempuan sekarang bisa bekerja di tempat yang dulunya menjadi dominasi laki-laki. Ke depan peran dan kiprahnya harus semakin nyata,” ucap dia.

Dalam diskusi itu sejumlah perempuan-perempuan “hebat” turut dihadirkan untuk menjadi narasumber. Beberapa di antaranya adalah atlet yang sudah berlaga di tingkat nasional maupun internasional. Seperti Hikmah, Ratih adalah seorang pegulat. Membayangkan olahraga adu kekuatan itu dulunya miliki laki-laki, namun sekarang kalangan perempuan pun bisa.
“Saya menekuni olahraga ini sudah lama. Dimulai dari seleksi di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP), terus berlanjut,” ucapnya.
“Saya bangga sekarang buah perjuangan menjadi atlet ia dapat diterima di Universitas Negeri Semarang,” tegas Ratih.
Kemudian Soima yang menjadi atlet Petanque. Petanque adalah olahraga asal Prancis yang dimainkan oleh senior atau orang tua, lalu di Indonesia dikembangkan dan dimainkan oleh remaja. Ia pun mempelajari petanque karena rasa penasaran dan sekarang sudah mencapai tingkat internasional.
Atlet soft ball yaitu Monica yang mengaku masih sering gugup ketika menghadapi lawan, tetapi ia tetap percaya pada dirinya bahwa ia bisa memenangkan pertandingan walaupun melawan yang lebih hebat dari dia. Beberapa lainnya adalah Dian yang merupakan atlet bola tangan dan Akhidatul Izah yang merupakan atlet panahan, keduanya sempat mewakili Indonesia di ajang ASEAN Games 2018. Salah satu pelatih wanita yang diundang dalam Wedangan kali ini adalah Gita yang menjadi pelatih tim soft ball Universitas Negeri Semarang.
“Sekarang perempuan bebas memilih. Perempuan jangan takut untuk mencoba hal baru yang biasa menjadi profesi laki–laki. Harus percaya diri, berusaha dan bekerja keras,” ucapnya.
Pandangan lain dilontarkan Dekan Fakultas Ilmu Olahraga dan Kesehatan (FIOK) Unnes Prof Dr Tandiyo Rahayu. Diceritakannya, dulu ketika menjadi mahasiswi di IKIP PGRI Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan mencari perempuan itu susah sekali apalagi ketika harus mengikuti pertandingan. Tetapi sekarang untuk mencari mahasiswi yang berbakat dan berprestasi bukan hal yang sdulit.
Dalam kesempatan kali ini turut hadir Ana Suryani Agus Riyanto selaku Wakil Ketua IV Tim Penggerak PKK Kota Semarang dan Mei Kristanti selaku Penggiat Pasar Tradisional. (alisia/priyanto)