SOAL KONVEKSI. Sukirman saat bertemu dan berdialog dengan sejumlah pengusaha konveksi di Bojong-Kajen Kabupaten Pekalongan, Rabu (8/12/2022), membahas perkembangan konveksi. (foto ariel noviandri)
KAJEN – Selama ini, banyak usaha konveksi yang berkembang di Kabupaten Pekalongan. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda, tidak sedikit pula usaha tersebut yang gulung tikar.

Melihat kondisi itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Sukirman mengajak sejumlah pengusaha konveksi untuk berembug dan mencari solusi atas kendala yang dihadapi saat ini. Karena, menurut dia, usaha konveksi itu mampu menumbuhkan perekonomian daerah sekaligus menyerap banyak tenaga kerja sehingga ikut menekan angka pengangguran.
“Disini kita berkumpul untuk bertemu, bersilahturahmi sekaligus membicarakan usana konveksi yang berjalan selama ini. Saya berharap selama pertemuan ini kita bisa saling bertukar informasi mengenai program-program dari pemprov untuk mengembangkan usaha konveksi sehingga ada penyerapan tenaga kerja dan perputara ekonomi tetap berjalan,” kata Politikus PKB itu, saat bertemu dengan sejumlah pengusaha konveksi di Bojong Kajen Kabupaten Pekalongan, Rabu (8/12/2021).

Sementara, Kepala Seksi Pengendalian & Informasi Industri Non Agro Dinperindag Provinsi Jateng Iwan Indrawan menjelaskan bahwa usaha konveksi tetap mendapat perhatian dari pemerintah. Karena, selama ini usaha konveksi yang masuk dalam industri pengolahan sudah mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Jateng.
“Kontribusi industri pengolahan dalam pertumbuhan ekonomi Jateng sekitar 34 persen. Dalam hal ini, usaha konveksi yang masuk industri tersebut sudah ikut berkontribusi dalam perekonomian,” kata Iwan.

Soal bantuan untuk usaha konveksi, pihaknya berupaya mendata sejumlah unit usaha yang ada. Ia berharap semua usaha tersebut dapat memenuhi persyaratan legalitas sehingga dinas terkait bisa memberikan pendampingan dan penyaluran bantuan lainnya.
“Bantuan bisa berupa modal usaha, alat produksi, atau sarana prasarana untuk mengembangkan usahanya. Bantuan tersebut juga harus dibarengi dengan syarat legalitas usahanya sehingga pemberian bantuan bisa tepat sasaran sekaligus menghindari munculnya kelompok-kelompok yang minta bantuan tapi tidak punya usaha,” jelasnya.
Bantuan berupa pendampingan dilakukan dalam hal pemasaran. Pihaknya mendampingi usaha agar mampu bersaing di pasar lokal, nasional, dan internasional.
“Pemasaran itu bisa dilakukan dengan mengikutsertakan pengusaha kecil menengah dalam pameran industri. Dengan begitu, semua orang bisa mengetahui produk lokal yang dihasilkan selama ini. Dari hasil pertemuan ini, mungkin ada yang bisa menjadi masukan dari pengusaha konveksi sehingga nanti bisa masuk dalam anggaran daerah,” ucapnya. (ariel/priyanto)