VIRUS CINTA : Para narasumber menjentikkan ibu jari dan jari telunjuk sebagai tanda cinta untuk simbol menebar virus cinta sebagai obat penangkal Covid-19.(foto: priyanto)
SEMARANG – Bahagia, tidak panik, sabar, tenang merupakan kata kunci yang patut dilakukan pada pandemi Covid-19 ini. Selanjutnya ditambah olahraga dan mengonsumsi empat sehat lima sempurna bisa menjadi obat sekaligus imunitas pada diri dalam menangkal virus.

Hal tersebut mengemuka dalam Dialog Parlemen mengangkat topik “Menjaga Kesehatan dan Olahraga selama Pandemi”. Ketiga narasumber yakni dokter Elang Sumambar (Ketua IDI Kota Semarang), Yudi Indras Wiendarto (anggota Komisi E DPRD Jateng), dan Sinoeng N Rachmadi (Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata) sepakat perlu ada sebuah imunitas yang dimunculkan dari dalam diri. Tanpa ada imunitas tersebut, tubuh mudah loyo, stres dengan demikian virus mudah menyerang.
“Ayo ciptakan rasa bahagia dari dalam diri dengan tenang dan sabar. Dengan demikian hormon endorfin kita selalu ada dan bisa menangkal reaksi tubuh pada perasaan negatif,” ucap Elang.

Sinoeng pun menambahkan, rasa bahagia lainnya adalah mampu bermanfaat pada orang lain. Dengan ikut membantu, gotong-royong, semakin menanamkan rasa bahagia dalam diri. Yudi Indras pun menyatakan, penting sekarang ini adalah membangun kesetiakawanan sosial. Semangat membantu sesama sangat dibutuhkan untuk waktu sekarang ini.
“Buang pikiran negatif, jangan cemas apalagi panik. Terpenting adalah bisa membantu sesama,” kata dia.

Selain pola pikir, asupan makanan pun untuk tidak dilalaikan terlebih yang memiliki gizi. Bagi Yudi, beberapa tahun terakhir sebelum ada pandemi, kampanye makanan/minuman bergizi kepada masyarakat tidak ada. Dia masih ingat, dulu gencar mengampanyekan istilah empat sehat lima sempurna.
“Cukup mengonsumsi buah, ikan, sayur, saya rasa sudah menjadi obat mujarab yang murah dalam mendapatkan vitamin. Orang sekarang hanya mengikuti selera lidah bukan kebutuhan tubuh,” tambah Yudi.
Lantas bagaimana dengan olahraga? Sinoeng menyatakan, ada olahraga yang bersifat personal dan kelompok. Untuk personal, bisa dilakukan kapan dan dimana pun. Untuk olahraga tersebut tentu tidak perlu mengenakan masker. Misal bila dilakukan sendiri di dalam ruangan atau rumah. Beda hal dengan kelompok, pengenanaan masker sangatlah penting dan harus dipakai setiap saat.
Ketiga narasumber sangat berharap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. Bahkan pada PPKM darurat yang diterapkan Presiden Joko Widodo, supaya pola pikir negatif diubah menjadi positif. Kepada pengusaha pun, lanjut Yudi, perlu ada sikap optimistis dalam menghadapi tantangan.(cahyo/priyanto)