DENGAR ASPIRASI : Wakil Ketua DPRD Sukirman mendengarkan aspirasi dari para pegiat kesenian tradisional di Pemalang.(foto: setyo herlambang)
PEMALANG – Penggiat kesenian tradisional selama masa pandemi Covid-19 butuh perhatian. Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sukirman mengemukakan, selama kebijakan PPKM berlangsung sampai sekarang ini, mereka tak bisa mencari nafkah.

Diakuinya, PPKM membatasi mobilitas semua warga supaya tidak ada penularan Covid-19. Namun, para penggiat kesenian bila tidak menggelar pertunjukkan seni maka mereka tidak bisa mendapatkan nafkah.
Hal itu dikemukakannya di sela-sela reses dengan menghadirkan para perwakilan penggiat seni budaya, Rabu (25/8/2021). Ada dua tempat kegiatan itu. Saat bertemu dengan kelompok pranatacara dilakukan di RM Mbok Berek, Kecamatan Pemalang. Selanjutnya menemui kelompok kesenian daerah di Balai Desa Paduraksa, Pemalang. Dalam kesempatan itu turut hadir paguyuban pranatacara dan Dewan Kesenian Pemalang.
“Pegiat seni tradisional sering kali tidak begitu terlihat oleh publik luas dan juga pemerintah, seharusnya mulai saat ini harus ada dukungan penuh bagi mereka yang menggeluti pelestarian kesenian daerah selain juga sebagai mata pencaharian,” kata Sukirman yang juga legislator dari PKB itu.

Dalam kesempatan itu, mewakili para pegiat kesenian daerah, Ketua Dewan Kesenian Pemalang Andi Rustono menyampaikan selama masa PPKM banyak seniman yang semula menggantungkan hidup melalui pertunjukan seni terpaksa harus menjual peralatan pertunjukkan miliknya untuk menyambung kebutuhan hidup harian.
“Kalau PPKM terus berlanjut, berseri-seri, lama kelamaan alat-alat pertunjukan milik seniman habis dijual demi sesuap nasi. Bahkan kostum pun harus ikut dijual. Kami pun masih menanggung iuran bulanan paguyuban dengan biaya yang tidak sedikit. Maka perlu ada jalan keluar,” ucapnya.
Menambahkan, Ki Suryo selaku Ketua Paguyuban Pranatacara Pemalang mengutarakan keluhan yang sama. Tidak sedikit dari anggotanya ada yang menjual atau menggadaikan baju adatnya serta sepeda motor supaya bisa menyambung hidup.
“Acara pernikahan dibatasi secara ketat sehingga para seniman pranatacara terpaksa tidak bisa tampil seperti biasa. Kami mewakili para pranatacara juga merasakan dampak yang sama. Karena itu adanya perhatian dari pemerintah sangat kami harapkan dan kelonggoran untuk bisa tampil seperti semula agar bisa diberikan,” tambah dia.
Mendengar itu semua, Sukirman menilai sudah saatnya, penggiat seni budaya tradisional juga mendapatkan bantuan sama seperti profesi lainnya.
Ia berjanji, DPRD akan terus mendukung kegiatan kesenian tradisional dan bersama dinas terkait akan merancang berbagai program untuk mengangkat kembali kesenian daerah selama masa pandemi ini.
Adapun berbagai program yang dapat direncanakan selama masa pandemi dan pembatasan sosial adalah pertunjukan lewat virtual walaupun atmosfer akan dirasa berbeda bila disaksikan secara langsung.(tyo/priyanto)