Sukirman. (foto ariel noviandri)
KAJEN – Pengembangan pendidikan integratif yang berkualitas dan berkarakter menjadi tema dalam sarasehan pendidikan Yayasan Madrasah Islamiyah (YMI) Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, Minggu (1/3/2020). Dalam acara yang dibuka Bupati Pekalongan Asip Kholbihi itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Sukirman hadir sebagai salah satu pembicaranya.
Menurut Direktur YMI Arif Dwi Iskandar acara sarasehan itu digelar sebagai salah satu upaya merubah lembaga pendidikan dibawah naungan YMI menjadi lembaga yang modern, mengingat usianya hampir 80 tahun. Tercatat, ada 25 lembaga pendidikan diantaranya ada 13 taman kanak-kanan (TK)/ Raudatul athfal (RA), 2 sekolah dasar (SD), 4 Madrasah ibtidaiyah (MI), 1 sekolah menengah tingkat pertama (SMP), 1 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 1 sekolah menengah tingkat atas (SMA), 1 Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Tinggi Agama Islam Ki Ageng Pekalongan (STAIKAP), dan 1 pondok pesantren (Ponpes).
“Kami berharap, dengan merubahnya menjadi lembaga pendidikan yang modern, lebih bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkarakter Islam. Dalam sarasehan ini, kami mengumpulkan beberapa narasumber untuk memahami kebijakan di bidang pendidikan sekaligus memahami gagasan dan meminta masukan menjadi lembaga modern. Salah satu narasumber yang kami undang dari kalangan eksekutif dan legislatif selaku pihak-pihak yang menyusun peraturan,” kata Arif.

Menyinggung lembaga pendidikan swasta dibawah naungan YMI itu, Asip Kholbihi mengaku sangat apresiatif dengan upaya pengembangan yang mengarah pada modernitas tersebut. Ia mengakui setiap lembaga pendidikan harus selalu siap menghadapi sesuai perkembangan zaman.
Persoalan dikotomi antara sekolah negeri dan swasta, ia menegaskan, sudah tidak zamannya lagi perbedaan dalam dunia pendidikan. Ia menilai minat masyarakat di Pekalongan lebih tinggi pada lembaga pendidikan keagamaan. Untuk itu, pengelolaan lembaganya harus ditangani dengan baik yakni memiliki strategi dalam pembangunan pendidikan.
“Dalam hal ini, kami mendukung pembangunan sekolah swasta. Pemerintah pusat sudah meningkatkan kesejahteraan guru swasta. Tercatat, ada 3.857 guru swasta di Kabupaten Pekalongan mendapat insentif dari pemerintah pusat. Dari situ, saya juga berharap ada sinergi antara pemerintah dan sekolah swasta untuk memajukan dunia pendidikan sehingga indeks pembangunan manusia (IPM) juga naik. Pada 2019 lalu, IPM di Kabupaten Pekalongan 69,71 naik dari tahun sebelumnya sebesar 67. Jika dunia pendidikan maju, maka kemiskinan bisa dikurangi dan dampaknya IPM ikut naik,” jelas Asip.

Mendengar soal YMI yang ingin menjadi lembaga pendidikan integratif yang berkualitas dan berkarakter, Sukirman mengaku sangat mendukung upaya tersebut. Dengan langkah itu, ia meyakini persoalan ‘gap’ antara sekolah negeri dan swasta. Karena, dengan merubah lembaga pendidikan yang lebih modern, sekolah swasta tetap menjadi pilihan masyarakat.
Hanya saja, kata dia, persoalan tingkat kesejahteraan guru sekolah swasta masih menjadi masalah yang perlu diatasi pemerintah. Pemprov Jateng sendiri sudah melakukan terobosan dengan memberikan insentif bagi guru agama.
“Di Jateng, tolok ukur IPM dan kemiskinan adalah tingkat pendidikan masyarakatnya. Untuk itu, dunia pendidikan diharapkan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang. Mengenai kesejahteraan, di Jateng mulai 2019 ada terobosan untuk mensejahterahkan guru yang sudah terdaftar di Kemenag. Saya berharap setiap guru agama bisa mengeceknya di Kemenag,” kata Politikus PKB itu.

Sebagai informasi, sarasehan pendidikan yang digelar YMI Wonopringgo Kabupaten Pekalongan itu juga menghadirkan narasumber lainnya yakni Anggota Komisi X DPR RI Bisri Romly, Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Hindun, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Sumarwati, perwakilan PT. Pertamina Pusat Chusni Mubarak, dan Khirzudin Basyar selaku praktisi dunia usaha. Acara tersebut dihadiri puluhan guru swasta dibawah naungan YMI Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. (ariel/priyanto)