Sukirman. (foto antonius george raynaldi)
SEMARANG – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Sukirman mengajak mahasiswa untuk membangun jiwa kepemimpinan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Hal itu disampaikannya dalam kegiatan ‘Leadership Training’ secara virtual yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fiat Justicia Fakultas Hukum (FH) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Sabtu (17/7/2021).

Tema yang diambil dalam kegiatan itu yakni ‘Mencetak Generasi Muda Berjiwa Kepemimpinan melalui Motivasi & Ambisi di Era Digitalisasi’. Ada 3 pembicara dalam diskusi tersebut diantaranya Sukirman, Hakim Pengadilan Negeri Tual Provinsi Maluku sekaligus Alumni Unnes Andy Narto Siltor, dan Tutik Wijayanti selaku Dosen Fakultas Ilmu Sosial Unnes.
Pada kesempatan itu, Sukirman menyampaikan paparan dengan materi ‘Kepemimpinan’ bagi mahasiswa. Disampaikannya, dalam hal kepemimpinan, ada 3 karakter pemimpin yakni Memimpin Dirinya Sendiri, Memimpin Kelompok Kecil, dan Memimpin Organisasi. Ia menilai syarat mutlak untuk menjadi pemimpin adalah aktif dalam bersosialisasi, berorganisasi, dan bentuk kegiatan sosial lainnya.
“Itu syarat mutlak menuju jiwa pemimpin. Sementara, organisasi itu sendiri banyak macam bentuknya. Organisasi tersebut merupakan bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan dan masyarakat,” kata Politikus PKB itu.

Ia juga mengatakan, untuk membangkitkan jiwa pemimpin, saat ini cukup dipermudah dengan dukungan teknologi digital. Ia berharap teknologi yang berkembang sangat cepat sekarang ini mampu mendorong mahasiswa untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan yang lebih berdaya guna.
“Sehingga, menjadi pemimpin itu nantinya mampu memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus mampu memberdayakan teknologi dalam pengembangan dunia usaha,” tandasnya.

Sementara, Andy Narto Siltor menjelaskan jiwa kepemimpinan ditunjukkan dengan sikap melayani sehingga bisa memahami tujuan yang akan dicapai. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan koordinasi dalam organisasi agar tercipta efektifitas, mampu mencegah konflik, dan menjaga kondusifitas organisasi.
“Jenis koordinasi itu dapat berupa individu, individu dalam kelompok, kelompok dengan organisasi (lembaga), dan antar organisasi. Prinsipnya, kesatuan arah dan tujuan, kesepakatan aktivitas, saling berbagi informasi, saling menghormati, profesional, tepat guna, dan efisiensi. Di era digitalisasi ini, koordinasi lebih dimudahkan dengan sejumlah media online,” kata Alumni Unnes itu.
Secara umum, kata dia, jiwa pemimpin itu yakni kemampuan untuk berpikir kreatif. Dengan begitu, setiap pemimpin harus mampu memberikan pelayanan yang baik, mampu mendiagnosa organisasi, dan mampu membangun tim yang efektif.
“Dengan memahami jiwa pemimpin seperti itu, maka diharapkan mahasiswa sekarang dapat selalu tanggap terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat cepat, senantiasa meningkatkan kompetensi diri sebagai pemimpin yang unggul, mampu menjadi agen perubahan, mampu menjadi role model atau panutan bagi staf atau personil lain di Fiat Justicia, tidak pernah lelah belajar mewujudkan SDM profesional, dan kreatif-inovatif membangun diri sebagai kader pemimpin bangsa di masa depan,” jelas Andy.

Tutik Wijayanti selaku Dosen Fakultas Ilmu Sosial Unnes menambahkan pemimpin saat ini banyak berasal dari kalangan generasi muda yang memiliki kemampuan, semangat tinggi, dan memiliki wawasan yang lebih luas. Sebagai generasi penerus bangsa, kata Tutik, generasi muda mampu berperan menjadi agent of change, agent of development, agent of modernizations, dan membangun pendidikan dengan memiliki semangat juang yang tinggi. Hal itu dapat dilakukan dalam keorganisasian yang merupakan wadah sekelompok orang dengan tujuan bersama.
“Jiwa pemimpin dalam organisasi tersebut, manajemen diri yang baik harus dikembangkan agar bisa lebih kreatif dan inovatif, bijaksana, menciptakan teamwork, evolusi berpikir, dan ide brilian,” kata Tutik.
Dalam era digital ini, lanjut dia, muncul istilah eLeadership atau Kepemimpinan Digital yang merupakan kemampuan memimpin untuk mengintegrasikan berbagai peran dan melaksanakannya dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Dalam perannya, eLeadership itu mampu melihat gambaran besar, melihat perbedaan ke arah tujuan yang jelas, mengarahkan kelompok nyata dan maya/ virtual, mampu mengalokasikan sumber-sumber organisasi, inovator, dan mentoring.
“Karakteristik Kepemimpinan Digital itu yakni membutuhkan penggunaan media elektronik, mampu berpikir tanpa batas, mengelola pekerjaan virtual, dan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan virtual. Meski begitu, ada beberapa tantangan karena pola memimpinnya tanpa komunikasi tatap muka sehingga ada kesulitan untuk mempercayai seseorang. Untuk itu, hal tersebut perlu diakomodasi dengan baik.” sarannya.

Sebagai informasi, kegiatan ‘Leadership Training’ secara virtual yang digelar UKM Fiat Justicia FH Unnes itu dibuka oleh Dosen FH sekaligus pembina UKM Fiat Justicia, Muhammad Azil Maskur. Dalam sambutan awalnya, ia berharap diskusi soal kepemimpinan itu bisa bermanfaat bagi mahasiswa saat mewujudkan jiwa kepemimpinan yang bermanfaat untuk lingkungan dan masyarakat. Kegiatan tersebut diikuti puluhan mahasiswa FH Unnes yang aktif dalam UKM Fiat Justicia. (ariel/priyanto)