DISKUSI PANGAN : Wakil Ketua DPRD Ferry Wawan Cahyono menjadi narasumber dalam diskusi pangan di Eling Bening, Bawen, Kabupaten Semarang.(foto: sonidinata)
UNGARAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sudah mendapatkan informasi mengenai stok pangan yang ada di Jateng saat Lebaran ini sangat aman. Meski harga sejumlah komoditas pangan naik, namun ketersediaan masih lebih dari cukup.

Penegasan ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono dalam dialog “Sosialisasi Non-Perda: Persediaan Pangan di Jateng Aman, Lebaran Nyaman” di objek wisata Eling Bening, Bawen, Kabupaten Semarang, Kamis (28/4/2022).

Karena itulah, ia mewanti-wanti kepada pemerintah provinsi untuk menjaga ketersediaan pangan. Jangan sampai pada masa Lebaran ini, sejumlah stok bahan pokok berkurang atau tidak ada. Kondisi tersebut memunculkan reaksi pasar yang berlebih sehingga harga menjadi tidak menentu.
“Kami mendapat informasi dari Pemerintah Provinsi melalui Dinas Perdagangan, kenaikan harga masih rata-rata pasar. Kondisi ini patut dijaga dengan pemenuhan stok. Sepanjang stok ada, fluktuasi kenaikan harga masih rata-rata. Pemerintah jangan terlena,” ucapnya.
Data dari Bulog pun untuk stok beras aman tercatat sebanyak 29 ribu ton. Jumlah itu terus bertambah seiring dengan memasuki masa panen. Stok pangan lain, tepung terigu tersedia sekitar tujuh ton, dan akan disebar ke seluruh kantor wilayah Bulog yang membutuhkan.
Tidak hanya itu, stok gula sampai saat ini terdapat 140 ton, dan akan bertambah hingga 300 ton lagi. Sedangkan stok daging kerbau saat ini ada sekitar 22 ton. Ketersediaan daging kerbau akan bertambah lagi 40 ton.
Disinggung soal harga, kata Ferry, pemerintah menjamin harga sampai di tingkat konsumen masih sesuai kebijakan. Harga daging kerbau Rp78 ribu per kg. Minyak goreng yang ada di Bulog yakni kemasan bantal dan pouch berdiri Rp 23 ribu per liter, gula pasir Rp 13.500 per kg, serta tepung terigu Rp 8.400 per kg.
“Harga itu sesuai dengan ketetapan direksi yang masih berlaku. Masyarakat bisa mendapatkan harga yang terjangkau. Kita juga menyediakan ketersediaan barangnya dan keterjangkauan harganya,” tandasnya.
Ferry selanjutnya menyampaikan, dengan kondisi yang sudah sudah membaik ini pemerintah semestinya harus mulai mencanangkan program guna menaikkan daya beli masyarakat supaya sector UMKM yang sempat terpukul dengan adanya pandemi Covid-19 bisa bangkit lagi.

Narasumber lain Fahmi Hendi selaku pengamat UMKM menegaskan, dengan kebijakan pemerintah untuk memperbolehkan mudik ini menjadi peluang atau menjadi momentum untuk kebangkitan ekonomi kerakyatan. Perputaran uang saat mudik biasanya sangat tinggi dan bisa memunculkan inflasi.
Diakuinya, meski UMKM terpukul namun ada daya bertahan. Munculah tempat jualan dadakan, tumbuh usaha baru. Dengan demikian ada peningkatan penghasilan. Pemerintah pun untuk tidak berhenti untuk memberi stimulant-stimulan kepada UMKM baik itu bantuan modal atau bantuan pemasaran.(dyana/priyanto)