FOTO BERSAMA: Wakil Ketua DPRD Jateng berfoto bersama dengan petani dan masyarakat Desa Sengon Prambangan.(foto: priyanto)
KLATEN – Baru-baru ini Pemerintah RI menerima penghargaan dari Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) karena telah memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan berhasil swasembada beras pada periode 2019-2021.

Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Abdulkadir Alkatiri mengapresiasi diterimanya penghargaan kepada pemerintah perihal swasembada beras. Penghargaan tersebut membuktikan Indonesia sekarang ini mampu untuk swasembada pangan. Beras menjadi salah satu dari empat komoditas strategis untuk tercapainya swasembada pangan. Selain beras, yakni jagung, bawang dan cabai.
“Disebutk deangan swasembada pangan adalah ketika negara mampu untuk mengadakan sendiri kebutuhan pangan masyarakat dengan melakukan realisasi dan konsistensi kebijakan,” ucapnya di hadapan peserta Sosialiasi Non-Perda: Mengisi Kemerdekaan dengan Swasembada Pangan, di Balai Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Klaten, Minggu (14/8/2022).
Kewajiban pemerintah untuk melakukan swasembada karena pangan menjadi sebuah kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan hak setiap orang Indonesia. DPRD pun mendorong Pemprov Jateng supaya tetap menjadi salah satu daerah penyokong ketahanan pangan nasional. Berbagai kebijakan politik telah dilakukan seperti persetujuan anggaran untuk membangun infrastruktur di bidang pertanian, seperti bendungan, embung, dan jaringan irigasi. Peningkatan infrastruktur pertanian diiringi dengan pemanfaatan varietas-varietas unggul padi serta program intensifikasi dan ekstensifikasi memacu peningkatan produksi pertanian beras di turut mendorong Indonesia berhasil berswasembada. Produksi beras pada 2021 sebesar 5,59 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 157,90 ribu ton atau 2,91 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 5,43 juta ton.
Budi Raharjo menyebutkan, isu peralihan lahan pertanian berkelanjutan ke lahan industri patut disikapi secara serius. Klaten yang menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional, patut dijaga lahan pertaniannya terutama sawah. Sekarang ini, seiring tuntutan ekonomi banyak warga yang memiliki lahan sawah terpaksa menjualnya. Terlebih bila nantinya yang membeli adalah pihak pabrik. Sekarang ini luas lahan pertanian di Klaten sekitar 72.000 hektare.

“Tata ruang KLaten terutama untuk pertanian berkelanjutan harus dijaga. Jangan sampai ketataruangannya berubah. Hal ini bisa mendorong warga dengan dalih kebutuhan ekonomi lalu menjual sawahnya,” ungkapnya. Selain isu lahan, varietas unggulan padi patut digencarkan. Dengan demikian Dalam satu tahun, panen padi bisa sampai tiga kali.(cahyo/priyanto)