DESA WISATA. DPRD Provinsi Jateng menggelar kegiatan ‘Sosialisasi Non-Perda’ dengan tema ‘Desa Wisata sebagai Pengungkit Ekonomi Masyarakat,’ di Tengaran Kabupaten Semarang, Rabu (13/4/2022), dihadiri Bambang Kusriyanto secara virtual. (foto cahya dwi prabowo)
TENGARAN – Pasca pandemi ini, berbagai daerah mulai melakukan pembenahan sektor perekonomian, salah satunya dengan pemberdayaan desa wisata. Topik bahasan tersebut mengemuka dalam kegiatan ‘Sosialisasi Non-Perda DPRD Provinsi Jateng’ dengan tema ‘Desa Wisata sebagai Pengungkit Ekonomi Masyarakat,’ di Tengaran Kabupaten Semarang, Rabu (13/4/2022).

Dalam kegiatan itu, Ketua DPRD Provinsi Jateng Bambang Kusriyanto hadir secara virtual sebagai narasumber utama. Saat berdialog dengan peserta sosialisasi, ia menyampaikan pemulihan ekonomi saat ini di wilayah pedesaan bisa dilakukan melalui pengembangan desa wisata.
“Dalam upaya itu, masyarakat bisa secara optimal memanfaatkan potensi desa wisata untuk meningkatkan ekonomi,” kata Bambang Kribo, sapaan akrabnya.

Senada, Bondan Maruto Hening selaku Ketua DPRD Kabupaten Semarang yang juga hadir menjadi narasumber mengatakan memasuki masa endemi ini desa wisata yang sebelumnya mati suri akibat pandemi bisa kembali berbenah. Caranya, masyarakat dapat kembali menata aspek pariwisata unggulan dan segala bentuk usaha pendukung yang bisa menjadikan peningkatan ekonomi.
“Masyarakat pengelola desa wisata bisa kembali bergerak dengan mengangkat potensinya untuk diberdayakan secara optimal. Hal itu bisa dilakukan dengan menambah promosi untuk mendatangkan banyak pengunjung dengan bantuan dinas pariwisata. Selain itu juga memaksimalkan sektor pendukung seperti pedagang kuliner dan suvenir khas desa,” tutur Bondan.

Narasumber lainnya, Heru Subroto sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang menambahkan pemberdayaan desa wisata itu sebagai lecutan kebangkitan setelah diterjang pandemi. Dengan kata lain, desa wisata bisa menjadi motor ekonomi masyarakat sekaligus mengenalkan kearifan lokal kepada wisatawan yang berkunjung.
“Desa wisata memiliki potensi ekonomis yang besar karena di dalam desa wisata banyak aspek yang bisa dijual, tidak harus wisatanya, tetapi ada kerajinan. Dari situ, sektor UMKM juga akan berimbas. Kita sebagai stakeholder pariwisata akan bekerjasama dengan dispermades kabupaten dalam memaksimalkan potensi desa,” ujarnya.
Diakhir acara, Heru juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak segan-segan meminta bantuan kepada dinas pariwisata. Utamanya untuk masyarakat yang akan merintis desa wisata.
“Tentunya, dengan menunjukan potensi desa yang unik dan berdaya jual,” tandasnya. (cahya/ariel)