DILIHAT ASET. Komisi A bersama pendidik dan siswa SLBN Karanganyar dalam kunjungan kerjanya. (foto azam hanif adin)
KARANGANYAR – Komisi A DPRD Jateng meminta rencana alih fungsi lahan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Karanganyar menjadi lahan parkir alun-alun perlu pembahasan yang serius dan berhati-hati.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi A M Saleh saat memimpin rombongan berkunjung ke SLBN Karanganyar, Selasa (30/8/2022). Menurutnya perlu ada komunikasi yang intens terkait kebutuhan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

“Perlu komunikasi berkelanjutan untuk mencari solusi bersama, Sekolah untuk anak anak kita sangatlah penting, tetapi satu sisi Pak Bupati bersurat kepada Gubernur untuk pengadaan lahan parkir juga penting mengingat posisi jalur utama. Sehingga perlu komunikasi khususnya keterbutuhan dari penyelenggaraan Pendidikan anak anak kita, dan itu yang paham Ibu kepala Sekolah,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, sekarang ini bangunan SLBN Karanganyar merupakan aset milik Pemprov Jateng. Bangunan tersebut berdiri di atas lahan seluas 6.600 m2 milik Pemkab Karanganyar. Dalam proses belajar mengajar, SLBN Karanganyar yang berada tepat di samping Masjid Agung Karanganyar saat ini memiliki kurang lebih 53 rombongan belajar, serta dua bangunan asrama.
Anggota Komisi A Masruhan Samsurie mengingatkan perlunya kehati-hatian dalam penyelesaian permasalahan tersebut. Disabilitas adalah salah satu konsen bersama dalam membangun SDM yang unggul. Di satu sisi pembangunan penunjang penggerak perekonomian juga menjadi fokus setelah pandemi Covid-19.
“Ini harus hati hati, isu yang sensitif. Seperti yang disampaikan Ketua (Ketua Komisi A), komunikasi yang intens perlu dilakukan. Dalam hal ini Pemprov, Pemkab, serta pihak dari SLBN Karanganyar, mengingat kondisi anak anak kita yang harus adaptasi dengan lingkungan. Tadi katanya ada anak yang tunanetra menghitung jumlah langkah dari setelah turun angkutan umum hingga SLBN Karanganyar,” Ungkap Politisi PPP itu.
Kepala SLBN Karanganyar Farida Yuliati mengaku siap untuk melakukan komunikasi dengan Pemkab Karanganyar maupun Pemda Prov Jateng. Guna memperjuangkan kebutuhan dari 237 peserta didik SLBN karanganyar yang berasal dari seluruh daerah di Karanganyar. Sampai dengan saat ini, Farida memberikan arahan kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan untuk tetap memberikan pelayanan prima kepada peserta didik sembari menunggu kejelasan Aset dari SLBN Karanganyar.
” SLBN Karanganyar membutuhkan setidaknya 50 ruang belajar, dan kedepan mungkin akan bertambah karena kami memiliki kelas setingkat TK hingga SMA,” ucap Farida.(cahyo/priyanto)