TEMU KERJA : Jajaran Komisi B bertemu dengan Pemkot Salatiga dan Magelang guna mengetahui langkah pemerintah daerah dalam upaya penanganan kemiskinan.(foto: teguh prasetyo)
MAGELANG – Ketua Komisi B DPRD Jateng Sri Hartini menyampaikan apresiasi atas langkah Pemerintah Kota Salatiga dan Pemerintah Kota Magelang atas upaya penanganan dan pengentasan warga dari kemiskinan.

Di Jawa Tengah, Kota Salatiga menempati urutan daerah dengan tingkat kemiskinan terendah kedua dan Kota Magelang pada urutan ketiga. Hal tersebut disampaikannya usai melaksanakan kunjungan tematik kemiskinan di dua kota tersebut, Senin-Selasa (3-4/3/2025).
“Kalau di Kota Salatiga berfokus ke UMKM. Sangat diperhatikan sehingga membuat peraturan dimana anggaran di Kelurahan, 40% itu hanya untuk angka kemiskinan,” ungkap anggota Fraksi Gerindra DPRD Jateng itu.

Sementara itu, dia menambahkan, Pemerintah Kota Magelang memiliki pengelolaan data kemiskinan yang lengkap, baik data makro maupun data mikro. Data selalu ter-update baik sebelum dilakukan program penanganan kemiskinan maupun setelah dilaksanakan program. Dengan bagusnya data yang dimiliki, maka bantuan yang diterima akan semakin tepat sasaran.
“Ini kami bangga terhadap data yang disajikan itu benar-benar lengkap. Baik data sebelum dilakukan upaya penurunan angka kemiskinan, setelah itu disurvei kemudian semua data dimiliki dan ter-update semua,” ungkapnya.
Hartini menambahkan, dalam kegiatan yang merupakan amanat dari BPK tersebut Jadi pihaknya perlu mengunjungi semua kabupaten/kota. Baik daerah dengan kemiskinan tinggi maupun dengan kemiskinan rendah. Seperti halnya Kota Salatiga dan Kota Magelang dengan tingkat kemiskinan rendah ini, diharapkan strategi penurunan kemiskinan bisa menjadi percontohan.
“Kami mencari bagaimana efektifitas dalam pengelolaan APBD. Kita perlu tahu dari kabupaten kota yang telah berhasil di dalam berusaha menurunkan angka kemiskinan ini. Tentunya contoh yang bagus di daerah yang angka kemiskinan sudah rendah nanti kami akan kami tularkan kepada kabupaten kota yang masih tinggi angka kemiskinannya,” jelasnya.

Namun, dia juga tidak memungkiri bahwa bahwa permasalahan yang ada di kabupaten/kota berbeda-beda. Sehingga perlu terus dilakukan diskusi dan kajian dalam rangka upaya penanganan kemiskinan ini. Sehingga diharapkan kemiskinan Jawa Tengah bisa segera menurun dan penduduknya semakin sejahtera.
“Memang angka kemiskinan rendah biasanya ada di kota-kota. Karena salah satu faktornya adalah jumlah penduduk sedikit dan geografinya mudah terjangkau oleh pemerintah. Beda dengan kabupaten dengan penduduk yang banyak, contohnya Kabupaten Demak. Jangkauannya sangat luas sehingga tidak semudah yang di kota,” tandasnya.(teguh/priyanto)