DIALOG TELEVISI : Anggota Komisi E Ahmad Fadlun menjadi narasumber dalam Dialog Televisi “Mendorong Peningkatan Sarana Pendidikan Madrasah Diniyyah” di Hotel Dafam Wonosobo.(foto: azhar alhadi)
WONOSOBO – Pendidikan pondok pesantren dinilai kurang diminati oleh setiap kalangan. Di masa sekarang ini anak-anak muda perlu sentuhan pendidikan Islam melalui sistem pendidikan pondok pesantren guna memperkuat fondasi agama mereka.

Hal itu diutarakan anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Akhmad Fadlun dalam acara Dialog Televisi dengan tema “Mendorong Peningkatan Sarana Pendidikan Madrasah Diniyyah” di Hotel Dafam Wonosobo, Jumat (8/3/2024).
Madrasah diniyyah merupakan istilah yang setara dengan sekolah keagamaan, namun kurikulum yang diajarkan termasuk dalam pendidikan keagamaan nonformal. Secara perjenjangan ada awaliyah (setara SD/MI), wustho (setara SMP/MTs), dan uliya (SMA/K/MA).
Tujuan madrasah diniyyah lanjut Fadlun, guna memperkuat pengetahuan dasar keagamaan Islam dan dapat mengamalkan ajaran dengan baik. Sehingga santri yang telah mengenal madrasah diniyyah mampu mengimplementasikan Agama Islam di lingkungan masyarakat.

Selanjutnya, Kyai Mansyur selaku Ketua FKDT Wonosobo menyatakan bahwa sarana yang ada di madrasah diniyyah di Wonosobo diakuinya belum cukup memadahi meskipun ada beberapa madrasah yang memiliki fasilitas lengkap. Ada beberapa kendala yang ada salah satunya adalah kesejahteraan. Karena itu, ia berharap bantuan dari pemerintah mampu menjadi jawaban atas solusi tersebut sehingga para santri mampu belajar dengan nyaman.
“Memang ada bantuan dari pemerintah tapi hanya selama 3 tahun yakni dari tahun 2008-2011. Setelah itu bantuan tidak lagi cair. Kami berharap pemerintah terus memberikan bantuan guna fasilitas para santri,” terangnya.
Mendengarnya, Gus Fadlun sapaan akrabnya membenarkan perihal tersebut. Ia mengatakan bantuan itu akan terus dicanangkan guna memberikan apresiasi kepada para ustaz atau ustazah. Bantuan operasional yang diberikan bentuknya bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Bahkan saat pandemi Covid-19, bantuan untuk madrasah dinniyah pernah terkena dampaknya. Alokasi untuk lembaga pendidikan keagamaan itu harus direfocusing, mengutamakan penanganan pandemi.
Saat ini, Pemkab Wonosobo menggelontorkan dana bantuan sebesar Rp 620.000.000 guna operasional madrasah diniyyah. Dengan pemberian bantuan tersebut mampu memompa semangat para pengajar.
“Nominal bantuan dari pemerintah provinsi sebesar Rp 1,2 juta per tahun yang diberikan secara bertahap (tiga termin). Tapi karena beberapa tahun belakangan terkena Pandemi maka ada refocusing.” ucap anggota Fraksi PKB itu.

Diakhir Dialog, Kabag Kesra Setda Kab Wonosobo Erna mengatakan ada 680 ustaz atau ustaza yang telah menerima insentif guna mendukung program madrasah dinniyah.(azhar/priyanto)