PERTEMUAN : Direksi Bank Jateng bersama Ketua Komisi C Bambang Haryanto membahas perihal kinerja perbankan di Kantor Bank Jateng Cabang Slawi.(foto: M Maarif)
SLAWI – Perbankan milik Pemprov Jateng dalam hal ini Bank Jateng diharapkan bisa segera memiliki cadangan program manakala program kelonggaran/relaksasi kredit kepada debitur yang terkena dampak Covid-19 dicabut oleh pemerintah. Sesuai keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Maret nanti program kelonggaran kredit akan selesai masa pemberlakuannya.

Ketua Komisi C Bambang Haryanto Baharudin menyatakan, pihak Bank Jateng sudah menyiapkan dana cadangan sekitar Rp 400 miliar guna mengantisipasi pembayaran kredit yang macet. Penegasan itu disampaikannya usai bertemu dengan jajaran direksi serta Pimpinan Bank Jateng Cabang Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (5/3/2024)
“Dari penjelasan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Aris Setyawan sudah disiapkannya dana cadangan sudah tepat. Kredit yang sudah dikucurkan selama pandemi besar kemungkinan pembayarannya tidak bisa memenuhi target. Karena itulah dibutuhkan strategi supaya penyaluran kredit tidak terganggu,” jelas dia.
Dalam paparannya Aris mengungkapkan, direksi sudah memutuskan mengalokasikan dana cadangan imbas dari akan dicabutnya program relaksasi kredit dari dampak Covid-19 pada Maret nanti. Dengan pencabutan program tersebut, pihak kreditur harus membayar penuh angsuran kredit.
“Kalau semula membayar Rp 10 juta/bulan dengan relaksasi jadi Rp 1 juta/bulan, maka Maret nanti Kembali membayar Rp 10 juta.Masalah tersebut sudah kami sosialisasikan kepada nasabah,” jelasnya.

Selanjutnya Bambang memberikan apresiasi kepada pimpinan Bank Jateng Cabang Slawi yang mampu menjadikan keuangan kantor cabang pada periode 2020-2023 terus meningkat. Indikator terlihgat dari nilai asset, dana pihak ketiga, penyaluran kredit dan laba. Pada nilai aset bisa dibukukan Rp 1,3 triliun. Untuk kredit selama 2023 bisa menyalurkan nilai Rp 1,3 triliun.

Anggota Komisi C Mustolih menambahkan, meski Bank Jateng memastikan ada dana cadangan mengantisipasi ada kredit macet hal itu tidak menjadikan pihak direksi terlena. Upaya penagihan tetap dilakukan secara terus menerus.(amin/priyanto)