BAHAS COVID. Bambang Kusriyanto saat hadir dalam Rapat Satgas Covid-19 di Kantor Gubernur, Senin (7/12/2020), membahas soal penanganan Covid-19 di Provinsi Jateng. (foto ariel noviandri)
GUBERNURAN – Ketua DPRD Provinsi Jateng Bambang Kusriyanto mengikuti Rapat Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 di Kantor Gubernur, Senin (7/12/2020). Salah satu pokok bahasannya yakni masih rendahnya kesadaran masyarakat memakai masker dan menjaga jarak serta ketersediaan tempat tidur di rumah sakit (RS) selama pandemi ini.
Seperti disampaikan Gubernur Ganjar Pranowo, di tengah tingginya kasus covid di Provinsi Jateng, tingkat kesadaran masyarakat memakai masker dan menjaga jarak masih rendah. Ia berharap setiap pemkab/ pemkot dapat mendisiplinkan masyarakatnya sehingga kasus covid bisa menurun.
Persoalan sarana/ prasarana RS juga mendapat sorotan karena baru-baru ini kekurangan tempat tidur atau penuhnya RS menjadi pemberitaan di beberapa media massa. Untuk itu, ia meminta Dinkes Provinsi Jateng melakukan koordinasi dengan sejumlah RS di Jateng agar segera diatasi.
“Rekomendasi dari Tolong kabupaten/ kota mengevaluasi PKM (pembatasan kegiatan masyarakat), apakah perlu jam malam. Selain itu, dinas pariwisata diminta untuk menangani hotel-hotel yang menangani pertemuan. Kemudian, call center covid sebaiknya jangan telepon duduk tapi lebih ke medsos seperti WA. Soal pilkada nanti, asumsinya nambah sehingga pada Januari nanti, saya sudah ambil sikap bahwa pelajaran tatap muka belum bisa. Saya yang bertanggungjawab, silahkan marah ke saya. Memang, ada kabupaten/ kota yang membuka sekolahnya, apalagi yang swasta. Karena, persepsinya, jika sekolah tidak dibuka, maka nanti guru2nya tidak mendapat bayaran,” papar Ganjar.

Menanggapi soal rencana pelajaran tatap muka di sekolah pada Januari 2021, Ketua DPRD Bambang Kusriyanto mengaku sependapat dengan keputusan gubernur agar ditunda pelaksanaannya. Karena, menurut dia, sangat beresiko bagi siswa belajar di sekolah di saat kasus Covid-19 di Jateng masih tinggi.
“Untuk pelajaran tatap muka di stop dulu,” kata Politikus PDI Perjuangan itu.

Selain sektor pendidikan, ia juga menyoroti mengenai sektor pariwisata yang kemungkinan meningkat kunjungan wisatawan pada akhir tahun nanti. Ia mencontohkan banyak masyarakat akan memadati objek wisata di Kabupaten Semarang saat libur Natal atau menjelang Tahun Baru.
“Untuk itu, dinas terkait dapat mengawasi tempat-tempat wisata tersebut, mengingat grafik kasus covid masih tinggi. Kalau perlu, bisa ditutup sementara dulu untuk menghindari kerumunan,” sarannya. (ariel/priyanto)