BICARA PTM. Komisi E DPRD Provinsi Jateng berdiskusi soal PTM, Rabu (1/9/2021), bersama jajaran SMA Negeri 1 Brebes dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 11. (foto bintari setiawati)
BREBES – SMA Negeri 1 Brebes melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sejak 30 Agustus 2021. Kegiatan PTM itu membatasi siswa yang masuk sekolah hanya 30%.

Demikian disampaikan Kepala SMA Negeri 1 Brebes Samsul Ma’arif, saat berdiskusi dengan Komisi E DPRD Provinsi Jateng, yang sedang memantau pelaksanaan PTM, Rabu (1/9/2021). Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan, meski kegiatan PTM kini sudah berjalan, tapi pembelajaran online tetap dilaksanakan.
“Dari 1.176 siswa, setiap pertemuan hanya 30 persen siswa yang masuk yaitu 353 siswa dan siklusnya masuk seminggu sekali,” katanya.

Dewi Kartika Sari selaku Wakil Ketua Kurikulum SMA Negeri 1 Brebes menambahkan keputusan yang diambil SMA Negeri 1 Brebes itu berbeda dengan peraturan dari Kementerian Pendidikan & Kebudayaan (Kemendikbud) demi kemudahan dalam pembuatan penjadwalan pembelajaran dan pembiasaan untuk guru dan siswa serta orangtua siswa. Selain itu, hal tersebut untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa dalam menerima pelajaran secara tatap muka.
“Hal yang paling utama adalah untuk mengetahui pembentukan karakter kepada siswa karena pendidikan karakter siswa juga penting. Dengan masuk selama seminggu bisa dipantau untuk kepemahamannya dalam pelajaran, karakter siswa, dan kedisiplinannya. Kalau dua hari masuk, terus ganti lagi, itu susah untuk dikontrolnya,” kata Dewi.

Secara data, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 11 Samsudin mengatakan di Kabupaten Brebes terdapat 31 SMA dan 98 SMK yang tersebar di 17 wilayah kecamatan.
Ada 10 Wilayah sudah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), maupun simulasi, sedangkan 7 wilayah lainnya belum karena harus disiapkan dulu protkes, kesiapan guru, tempat, murid, dan sebagainya.
“Pada 6 September nanti disiapkan 9 sekolah yang akan melakukan simulasi PTMT tapi tetap dengan pengawasan yang ketat melalui pengawalan Gugus Tugas Covid-19 juga,” jelas Samsudin.

Mendengar hal itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Abdulkadir Alkatiri, yang ikut mendampingi Komisi E, mengatakan ada kendala dihadapi saat ini di SMA Negeri 1 Brebes adalah vaksinasi yang belum merata. Selama ini yang sudah divaksin hanya guru dan siswa banyak yang belum melakukan vaksinasi.
“Jadi, saya harap untuk ditingkatkan lagi, disegerakan, dan dukung vaksinasi untuk anak-anak juga. Semoga, nanti ada perbaikan-perbaikan untuk pendidikan, baik Brebes maupun daerah lainnya di Jateng,” kata Politikus PKS itu.

Anggota Komisi E, dokter Messy Widiastuti, menambahkan selama PTM ini pihak sekolah harus selalu menjaga kebersihan. Hal itu dapat dilakukan dengan penyediaan tempat cuci tangan yang bersih, penyemprotan desinfektan pada sore hari atau saat anak-anak sudah pulang sekolah supaya kuman mati.
“Kalau masih pagi, belum pasti langsung mati karena waktunya mepet dengan kegiatan pembelajaran,” saran legislator dari Fraksi PDI Perjuangan itu.

Anggota Komisi E lainnya, Muh Zen, juga mengusulkan pihak sekolah dapat membuka kembali ruang Peran Serta Masyarakat (PSM) terbatas. Tujuannya, meningkatkan sarana dan prasarana untuk kemajuan sekolah.
“Saat ini yang sangat dibutuhkan adalah peran serta masyarakat dalam mendukung program PTM tersebut,” kata Politisi PKB itu.
Sebagai informasi, peraturan di SMA Negeri 1 Brebes sendiri selama PTM ini menyesuaikan protkes yang ada. Beberapa diantaranya kantin ditutup selama PTM berlangsung sehingga siswa diwajibkan membawa makan/ minum sendiri dari rumah, 1 pelajaran hanya 30 menit, dan dalam sehari hanya 4 pelajaran.
Selain itu, guru piket pada pagi hari mengecek suhu badan siswa dan saat masuk kelas pun nanti siswa dicek suhu lagi oleh guru. Dalam 1 kelas hanya ada 18 siswa yang masuk dan pengaturan tempat duduknya berjarak. Tidak hanya itu, gerbang masuk dan keluar sekolah melalui jalur berbeda dan diatur supaya tidak ada penumpukan siswa saat di area sekolah. (bintari/ariel)