PEMILU DAMAI. Yudi Indras Wiendarto dalam acara ‘Dialog bersama Parlemen Jateng’ dengan tema ‘Pemilu Damai Menjaga Demokrasi’ di GKB Unissula Semarang, Kamis (11/4/2019). (foto rahmat yasir widayat)
SEMARANG – Mendekati masa tenang Pemilu 2019, kondisi di Provinsi Jateng masih ‘adem, ayem, dan tentrem’. Demikian disampaikan Anggota DPRD Jateng Yudhi Indras, saat menjadi salah satu narasumber di acara ‘Dialog bersama Parlemen Jateng’, Kamis (11/4/2019), di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Unissula Semarang.
Ia mengatakan, jika dibandingkan dengan Provinsi DIY, keadaan di Jateng jauh lebih baik. Karena, selama berlangsungnya proses pemilu seperti kegiatan kampanye kedua paslon dalam pilpres, tidak ada kasus perselisihan atau permusuhan yang terjadi.
“Saya rasa masyarakat kita sudah jauh lebih dewasa dan bijaksana dalam menghadapi pilpres dan pileg ini. Hal itu sangat baik dan memang seharusnya pesta demokrasi dirayakan dengan sukacita sehingga tidak ada perpecahan,” kata Politikus Partai Gerindra itu.
Ia mencontohkan kampanye di Kota Solo menjadi bukti bahwa Warga Jateng sudah cerdas. Yang harus dikritisi, kata dia, adalah sikap penyelenggara pemilu dan pemerintah yang dapat menimbulkan gesekan di lapangan. Untuk itu, ia berharap penyelenggara pemilu bisa lebih bijaksana saat memberikan izin kampanye.
“Sejak awal, kampanye terbuka Paslon 02 dijadwalkan pada 10 April di Stadion Sriwedari Solo dan Paslon 01 tanggal 12 April di tempat yang sama. Tetapi, tidak tahu kenapa jadwal itu bisa berubah. Saya bersyukur tidak ada gesekan saat itu. Harapan saya masyarakat kita yang damai ini jangan malah sengaja dibentrokkan,” harapnya.
Narasumber lainnya, Hartono, mengatakan sampai sekarang suhu politik di Jateng masih dalam tingkat wajar dan tidak perlu ada yang dicemaskan. Menurut dia konflik justru diciptakan oleh masing-masing Timses Paslon yang terorganisir. Karena, berita yang sengaja dibuat dan disebarkan itu dapat membuat konflik di dalam masyarakat.
“Saya berharap masing-masing timses tidak menyebarkan berita hoaks untuk menjatuhkan lawan. Marilah kita semua bertanding merebut hati rakyat dengan cara yang baik, jangan sampai masyarakat kita terpecah belah,” jelasnya.
Mengakhiri dialog, Yudhi mengatakan di penghujung hari menjelang pemilu ini integritas penyelenggara harus kuat dan harus tanggap melihat yang benar-benar sedang terjadi. “Penyelenggara pemilu harus punya integritas yang baik. Jangan sampai ada kecurangan. Yang kita inginkan nanti setelah pemilu ialah pemimpin yang terbaik. Pemimpin yang benar-benar dipilih dan diharapkan rakyat, bukan pemimpin yang lahir dari hasil manipulasi. Masyarakat harus mengawal proses pemilu hingga akhir agar tidak ada kecurangan yang dapat terjadi,” terangnya. (ayu/ariel)