BAHAS KINERJA. Komisi C DPRD Jateng saat berdialog dengan Direksi Bank Jateng Cabang Jepara, Kamis (24/10/2019), membahas soal kinerja perbankan. (foto sunu andhy purwanto)
JEPARA – Komisi C DPRD Jateng meminta pengurus Bank Jateng Cabang Jepara meningkatkan profesionalisme dan memegang teguh prinsip kehati-hatian demi kinerja yang terbaik. Demikian disampaikan oleh Ketua Komisi C DPRD Jateng Asfirla Harisanto, saat memimpin kunjungan kerja Komisinya ke kantor Bank Jateng Cabang Jepara, Kamis (24/10/2019).
“Banyak yang perlu diperbaiki, dari data target aset, kredit dan pendapatan kok jalan di tempat. Sedangkan target penghimpunan dana dan target keuntungan tak tercapai,” keluh Politikus PDI Perjuangan itu.
Lebih lanjut Bogi, sapaan akrab Ketua Komisi C itu, mengingatkan pengurus untuk melakukan dan menekan rasio kredit bermasalah. “Meski masih dibawah ambang batas (5%) yakni 1,22 persen tapi kalau dihitung dari total kredit non PNS itu cukup tinggi,” ujarnya mewanti-wanti.
Ia juga mewanti-wanti saat mengemban misi untuk membantu ekonomi mikro pun wajib berhati-hati sehingga tidak sampai merugi. Untuk itu, ia meminta data detil kredit mikro per Capem dan melengkapi data tentang kondisi kredit yang bagus dan yang kurang atau macet.
Per September 2019 data kinerja Bank Jateng Cabang Jepara untuk aset, penyaluran kredit dan pendapatan operasional realisasinya hanya 100% dari perencanaan. Sementara, realisasi laba dan penghimpunan dana dibawah target yang direncanakan, masing-masing hanya 95% dan 88%.
Senada, Anggota Komisi C DPRD Jateng Maria Tri Mangesti mempertanyakan peruntukan dana CSR (Corporate Social Responsibility). “Kriteria yang berhak menerima itu apa saja. Jangan sampai penerima CSR bukan nasabah,” tutur politikus yang juga berasal dari PDI Perjuangan itu.
Mendalami data tersaji, Anggota Komisi C DPRD Jateng A. Baginda Muhammad Mahfuz menyoal keuntungan yang tidak mencapai target (88,35%), sebaliknya pembiayaan yang tinggi melampaui target (107,08%) alias tidak efisien. “Kalau hitung-hitungan bisnis kan merugi itu,” simpul politikus PDI Perjuangan itu.
Terkait rasio kredit bermasalah yang 1,22% juga tak luput disoal Baginda. Menurut dia, jika dari total kredit tersalurkan sebesar Rp 1,224 triliun, separuh lebih (61,3%) atau Rp 677,8 merupakan kredit konsumtif (PNS) yang umumnya lancar. “Karena itu, ke depan kiranya perlu diturunkan,” harapnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Bank Jateng Cabang Jepara Ismanto menyampaikan terima kasih atas saran dan kritiknya. “Saya pastikan semua kami catat sebagai penyemangat kami untuk kinerja yang lebih baik,” kata Ismanto. (sunu/ariel)