SOAL KINERJA. Padmasari Mestikajati dalam diskusi bersama jajaran manajemen Bank Jateng Cabang Boyolali, Jumat (1/4/2022), membahas kinerja keuangan dan pengelolaan perbankan. (foto soni dinata)
BOYOLALI – Meski capaian kinerja keuangan pada 2021 menggembirakan, namun rasio non-performing loans (NPL/ kredit macet) tetap diperhatikan serius. Imbauan itu dilontarkan Komisi C DPRD Provinsi Jateng saat melakukan monitoring ke Kantor Bank Jateng Cabang Boyolali, Jumat (1/4/2022).
Dalam diskusi itu, Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Padmasari Mestikajati mengakui kinerja keuangan Bank Jateng Cabang Boyolali sudah lebih baik. Namun, ia tetap menekankan bahwa kinerja keuangan tersebut tidak terlepas dari persoalan NPL.

“Kami berharap, meski rasio NPL mengalami penurunan, namun upaya itu tetap diperhatikan serius agar tidak ada lagi kredit macet di masyarakat,” kata Politikus Golkar itu.
Peningkatan performa kinerja itu juga dapat dilakukan dengan memberikan layanan optimal. Salah satunya memberikan layanan digital guna memudahkan nasabah mengakses Bank Jateng.

“Perlu kiranya peningkatan layanan nasabah berupa pemanfaatan teknologi digital. Dengan begitu, setiap cabang Bank Jateng semuanya sudah terdigitalisasi,” harapnya.
Mendengar hal itu, Pemimpin Bank Jateng Cabang Boyolali Hery Kusindarto mengaku siap menjalankan masukan dari Komisi C tersebut. Dalam hal NPL, ia mengakui angkanya mengalami naik turun selama pandemi Covid-19, mengingat banyak usaha debitur di sektor UMKM yang terdampak dan beberapa ASN yang meninggal akibat serangan Covid-19.
“Saat rasio NPL turun, itu karena adanya pelunasan kredit macet. Kemudian, turunnya subsidi KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan Non-KUR pada Desember 2021 juga berimbas pada penurunan NPL,” ungkap Hery.
Datanya menyebutkan, pada Januari 2021 rasio NPL mencapai 2,10%. Angka rasio itu mengalami naik turun hingga Desember 2021 mencapai 1,72% dan turun lagi pada Januari 2022 sebesar 1,57%.
Ia melanjutkan selama pandemi pihaknya telah mengupayakan digitalisasi kepada nasabah dengan membuat gerai digital, menggencarkan host to host kepada pemerintah daerah & instansi, dan melakukan WA blast kepada ASN. Selain itu, membuat digital lounge untuk pencetakan buku tabungan secara mandiri.
“Bagi debitur terdampak Covid-19, ada upaya relaksasi kredit,” katanya.
Data Bank Jateng Cabang Boyolali mencatat, pada Desember 2021 lalu Dana Pihak Ketiga (DPK) dari target Rp 985,80 juta tercapai Rp 1,03 miliar atau 104,56%, Kredit dari target Rp 1,36 miliar tercapai Rp 1,34 miliar atau 98,42%, dan Laba dari target Rp 89,26 miliar terealisasi Rp 91,86 miliar atau 102,92%.
Untuk kinerja keuangan posisi Februari 2022, target DPK tercapai 105,9% atau Rp 1,13 miliar dari target Rp 1,06 miliar. Angka kredit, dari target Rp 1,34 miliar tercapai Rp 1,33 miliar atau 99,5%, dan Laba terealisasi Rp 11,49 miliar atau 84,9% dari target Rp 13,54 miliar. (soni/ariel)