DIALOG PENDAPATAN : Ketua Komisi C Bambang Haryanto dan Direktur SPJT Widayat Joko Priyanto hadir langsung di Studio Berlian.(foto: teguh prasetyo)
GEDUNG BERLIAN – Inovasi dan kreativitas menjadi kunci untuk pengembangan usaha terutama dalam sektor peternakan.

Ketua Komisi C DPRD Jawa Tengah Bambang Haryanto Baharudin mengungkapkan, dengan bertindak dan bersikap secara inovasi dan kreatif tentu segala hambatan dan rintangan bisa teratasi.
Dia tidak memungkiri pandemi Covid-19 memukul usaha banyak sektor. Pembatasan aktivitas masyarakat dengan imbasnya tidak ada kegiatan perekonomian turut menjadikan pendapatan daerah menurun.
“Kaitan dengan pendapatan, pajak daerah kita berkurang sampai Rp 1 triliun lebih. Perlu ada upaya untuk menyiasati,” kata Bambang saat menjadi narasumber dalam Dialog Parlemen “Meningkatkan Pendapatan dari Sektor Peternakan” disiarkan dari Studio Berlian TV Gedung DPRD Jateng,Kamis (16/9/2021).
Bagaimana menyiasatinya? Bambang menyebutkan pendapatan daerah bertumpu pada pajak, retribusi dan deviden BUMD. Sejumlah BUMD dituntut memiliki inovasi dan kreativitas supaya turut memberikan PAD.
“Kalau kita melihat grafis kasus Covid-19 sudah melandai. Harapannya 2022 perekonomian membaik maka dari ini pola pikir dan kerja OPD harus ada terobosan guna mengejar ketertinggalan supaya pendapatan di 2022 lebih baik dari sebelumnya,” ucapnya.
Direktur PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) Widayat Joko Priyanto yang hadir langsung di studio mengemukakan, pihaknya sudah memiliki rencana bisnis guna menjawab harapan dari DPRD.
Sebagai perusahaan daerah, SPJT dalam pengembangan bisnis memiliki peternakan menjadi bisnis utama. Sekarang ini tengah dilakukan usaha penggemukan sapi potong di Temanggung untuk kapasitas 40 ekor. Ke depan sejumlah bisnis telah disusun, di antaranya memilih lokasi di Kabupaten Semarang untuk penggemukan sapi potong untuk kapasitas 100 ekor.
“Bahkan kami berencana dan sudah studi kelayakan, mencari
kompleks penggemukan sapi untuk 1.350 ekor di kabupaten semarang. Lebih komprehensif lagi tak hanya sapi potong, ada usaha pembangunan rumah potong, pengolahan daging, sampai pengolahan makanan berbasis daging sapi termasuk ada toko daging. Ke depan sudah tersusu restoran makanan dengan daging sapi. Ini rencana bisnis yang kami tawarkan untuk dikembangkan,” jelasnya.

Secara terpisah melalui hubungan daring, Kabid Retribusi dan Pendapatan Lain Badan pendapatan Daerah (Bapenda) Jateng Hepi Sudibyanto Hastoputro menyebut untuk sektor pertanian, peternakan tidak terkena imbas pandemi Covid-19.
Dari retribusi yang dipungut di 26 OPD, sektor peternakan dari Dinas Peternakan Kesehatan Hewan sampai Agustus 2021 jumlahnya sudah 78,5 persen atau Rp 6,6 miliar. Sektor peternakan dirasa mampu memberikan pendapatan untuk daerah
“Menurut saya untuk Disnakeswan untuk 2021 ini retrubusi tercapai. Artinya, sektor peternakan secara luas tidak terlalu terimbas dari Covid-19,” ucapnya secara virtual.
Kasubag Keuangan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Joko Pontjo Nugroho membenarkan sampai Agustus bisa mampu menyetor retribusi pada PAD sudah 78,5 persen. Retribusi itu ditopang dari penjualan ternak afkir, bibit ternak sapi, kambing, kelinci, unggas.
Untuk pandemi kami mencari terobosan dengan penjualan melalui online. Daging itik, kambing, ayam. Alhamdulillah bisa berjalan. Termasuk sapi diambil bibit, juga susu di Wonosobo,” ucapnya.(cahya/priyanto)