SOAL AIR. Komisi C DPRD Provinsi Jateng berdiskusi dengan jajaran PDAM Tirta Darma Ayu Kabupaten Indramayu Provinsi Jabar, Kamis (4/11/2021), membahas kinerja pengelolaan & pelayanan air minum. (foto ariel noviandri)
INDRAMAYU – Peningkatan kualitaa layanan air minum/ bersih menjadi bahasan utama saat Komisi C DPRD Provinsi Jateng berdiskusi dengan jajaran PDAM Tirta Darma Ayu Kabupaten Indramayu Provinsi Jabar, Kamis (4/11/2021). Dalam diskusi itu, Komisi C didampingi PT. Tirta Utama (Persero) dan Sekretaris DPRD Provinsi Jateng Urip Sihabudin.

Mengawali sambutan, Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jateng Bambang Haryanto mengatakan pihaknya saat ini sedang menyoroti BUMD Non-Keuangan salah satunya PT. Tirta Utama (Persero). Untuk mendorong sekaligus memperkuat kinerja Tirta Utama ke depannya, pihaknya kini berupaya mencari data dan informasi seputar pengelolaan kinerja dan pelayanan pelanggan agar kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dapat meningkat.
“Terkait dengan PT. Tirta Utama (Persero) yang sudah mengelola SPAM (sistem penyediaan air minum) Regional, Komisi C ingin mendapatkan data dan informasi mengenai pelayanan, khususnya di tengah kondisi pandemi ini. Termasuk, progres pendapatan dan kendala kinerja dari PDAM Tirta Darma Ayu,” kata Politikus PDI Perjuangan itu.

Sementara, Dirut PT. Tirta Utama (Persero) Joko Suprapto mengaku apresiatif dengan kinerja PDAM Tirta Darma Ayu, khususnya penanganan kebocoran pipa. Selain itu, dirinya juga menanyakan mengenai upaya apa saja yang dilakukan dalam pelayanan terhadap pelanggan PDAM.
“Kami apresiatif dengan masih rendahnya tingkat kebocoran itu. Kami sependapat pula dengan upaya pelayanan dari PDAM. Mengenai penagihannya, seberapa besar efektifitas penagihan setiap bulannya?” tanya Joko kepada Hery Krisnawan selaku Pjs. Dirut PDAM Tirta Darma Ayu.

Menjawabnya, Hery mengaku pihaknya belum mampu memenuhi pelanggan dari industri besar seperti halnya PT. Tirta Utama (Persero). Pelanggan rumah tangga masih mendominasi dengan jumlah total sekitar 141 ribuan. Soal kapasitas produksi, saat ini sekitar 1.285 liter/detik dengan 22,8% tingkat kebocoran air yang sebagian besar karena usia pipa.
“Kebocoran itu memang harus segera diatasi karena hal itu sangat mengganggu pelayanan. Kami sudah berpikir ekstra keras, bagaimana melayani pelanggan. Dalam upaya itu, kami pun sudah bekerjasama dengan PDAM Kuningan dalam hal pemenuhan air curah,” kata Hery.

Diakuinya, dalam penampungan air curah itu, pihaknya tidak memiliki modal yang besar sehingga membutuhkan bantuan dari para pemilik modal.Terkait kondisi pandemi, ia juga mengaku banyak program terhenti sehingga kualitas pelayanan hanya seputar optimalisasi pelanggan eksisting dan belum ada pelayanan pemasangan baru.
“Kemungkinan kerjasama dengan beberapa pihak merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan selama kondisi pandemi,” ujarnya.

Soal keberpihakan PDAM selama pandemi, selama ini banyak desakan dari eksekutif dan legislatif untuk memberikan keringanan terhadap pelanggan. Namun, pihaknya tidak mampu menerapkan hal tersebut sehingga sampai sekarang tidak ada pemberian diskon dan pembebasan rekening, yang ada pembebasan denda di saat puncak pandemi.
“Alhamdulilah, tidak ada gejolak di masyarakat dan tetap melakukan pembayaran,” katanya. (ariel/priyanto)