PRODUK GERABAH. Komisi B DPRD Provinsi Jateng melihat produk gerabah di Desa Mayong Lor Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, Selasa (2/3/2022). (foto muhamad faiz fuadi)
JEPARA – Dalam kegiatan monitoring sektor UMKM selama pandemi Covid-19 ini, Komisi B DPRD Provinsi Jateng melihat sejumlah daerah masih memiliki potensi produk lokal yang perlu dikembangkan lagi. Salah satunya produk gerabah di Desa Mayong Lor Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara.

Saat meninjau lokasi produksi dan bertemu dengan beberapa pengelolanya, baru-baru ini, Komisi B melihat masih banyak yang perlu dibenahi dan dikembangkan dalam memproduksi dan memasarkan produk gerabah. Hal itu diakui Kepala Desa Mayong Lor Budi Agus Triyanto ketika berdiskusi dengan Komisi B.
“Penjualan hasil produk gerabah sementara ini hanya mengandalkan pameran. Namun, hal tersebut sekarang belum bisa dilakukan lagi karena banyaknya pembatasan pada masa pandemi,” katanya.

Ia menambahkan selama ini pemerintah desa sudah membantu melakukan penjualan lewat online tapi masih terkendala proses pengiriman yang mahal. Hal tersebut mengingat harga gerabah yang murah tapi dengan beban yang berat, ongkos kirimnya jadi lebih mahal dari harga gerabah itu sendiri.
“Kami sepakat dengan masukan berupa sentuhan teknologi dan Desa Wisata. Kami dan para perajin akan berupaya mewujudkan hal tersebut karena kami sadar bahwa kerajinan gerabah adalah warisan yang harus dilestarikan,” ujarnya.

Mendengarnya, Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jateng Sri Marnyuni mengakui produk gerabah saat ini masih sepi peminat. Selain adanya pandemi, kini juga bermunculan produk gerabah dari plastik dengan sentuhan teknologi.
“Meski begitu, masih ada peminat gerabah hasil tanah liat. Seperti di daerah Klaten, hasil produk tersebut masih banyak diminati, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” kata Politikus PAN itu.

WISATA MAYONG
Soal Desa Wisata, Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng Andang Wahyu Trianto menilai Desa Mayong Lor mampu menjadi desa wisata. Dengan adanya potensi produk UMKM seperti gerabah tersebut, diyakini mampu menarik pengunjung sekaligus pembeli dari luar Kabupaten Jepara.
“Dengan adanya pengunjung dan pembeli, selain akan mengangkat perekonomian masyarakat, juga pentingnya mempertahankan warisan lokal berupa kerajinan gerabah agar tidak dilupakan generasi mendatang,” kata legislator dari Fraksi PDI Perjuangan itu. (faiz/ariel)